Maroko merupakan salah satu negara Islam yang terletak di benua Afrika. Menurut data state.gov, negara itu memiliki populasi penduduk yang beragama Islam kurang lebih sebesar 99 persen. Di Piala Dunia 2022, Tim Nasional mereka menjadi salah satu perwakilan benua Afrika. Tak tanggung-tanggung, dengan pemain-pemain bintang mereka seperti Akraf Hakimi, Hakim Ziyech, dan Yassine Bounou, mereka berhasil melaju hingga ke babak Semifinal.
Di Piala Dunia 2022, Federasi Sepak Bola Afrika (CFA) mengirimkan lima perwakilan, antara lain: Juara Piala Afrika tahun 2022, Senegal; Tunisia; Ghana; Kamerun, dan; Maroko. Negara-negara Afrika kebanyakan tidak terlalu dijagokan untuk bisa tampil jauh di piala dunia. Mereka hanya dianggap sebagai tim kuda hitam atau tim hiburan di fase grup.
Negara Islam yang Melaju Jauh di Piala Dunia
Berbeda dengan negara-negara Afrika lainnya, timnas Maroko mampu melaju hingga babak Semifinal Piala Dunia 2022. Mereka menjadi salah satu negara mayoritas Islam yang pernah melaju jauh di Piala Dunia. Padahal, di perhelatan Piala Dunia edisi sebelumnya, yakni Piala Duni 2018 di Rusia, Maroko tidak tampil terlalu bagus. Mereka gagal lolos ke babak gugur (Knock-Out). Namun, Maroko ternyata bukan negara mayoritas muslim yang berhasil melaju hingga babak Semifinal Piala Dunia.
Ini terjadi pada Piala Dunia 2002 di Korea-Jepang. Saat itu, ada negara mayoritas muslim yang melaju jauh hingga babak Semifinal, yaitu Timnas Turki. Dengan pemain-pemain bintang seperti Hakan Sukur, Tuncay Sanli hingga Emre Belozoglu, Turki mampu mengakhiri turnamen dengan menempati posisi 3 setelah kalah di Semifinal dari Brazil dan menang di babak perebutan juara ke-3 melawan Korea Selatan.
Sebagai seorang muslim, kita patut berbangga dengan prestasi yang dicapai oleh timnas Maroko. Sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, mereka tentu menggunakan kesempatan ini untuk menunjukkan eksistensi agama Islam kepada dunia. Misalnya, ketika berhasil mengalahkan lawan tandingnya, mereka melakukan selebrasi sujud sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT.
Piala Dunia Qatar 2022 Menjadi Ajang Dakwah
Tuan rumah piala dunia 2022, yakni Qatar, juga tak membuang kesempatan untuk mendakwahkan agama Islam kepada dunia melalui berbagai cara. Salah satunya melalui pembukaan Piala Dunia yang menampilkan pembacaan surat Al-Hujurat ayat 13.
Cara lainnya adalah dengan membangun mushola yang tembus pandang di stadion, sehingga orang yang di luar dapat melihat umat muslim yang sedang menunaikan sholat. Qatar juga membuat aturan larangan kampanye LGBT yang bertentangan dengan ajaran agama Islam. Masih banyak cara lain yang mereka gunakan untuk mendakwahkan agama Islam.
Banyak orang yang pada akhirnya memeluk agama Islam pada perhelatan Piala Dunia Qatar 2022. Sayangnya, Timnas Qatar tidak dapat berjalan lebih jauh lagi pada kompetisi dihelat di rumah mereka sendiri. Justru Maroko yang menjadi perwakilan negara mayoritas muslim yang melangkah jauh.
Maroko sendiri berhasil menorehkan prestasi tertinggi dalam sejarah mereka. Dengan gagahnya mereka mengalahkan negara-negara unggulan seperti Belgia dan Spanyol. Belgia yang menempati posisi pertama FIFA dapat mereka taklukkan dengan skor 2-0. Maroko juga dapat mengalahkan Kanada dan menahan imbang Kroasia di fase grup. Spanyol yang merupakan negara tetangga mereka sendiri mampu mereka tahan selama 120 menit. Hingga akhirnya, mereka mampu kalahkan melalui babak adu penalti yang berakhir dengan dengan skor 3-0.
Yassine Bounou, kiper Maroko, menjadi Man of the Match setelah melakukan banyak penyelamatan di pertandingan melawan Spanyol, termasuk menggagalkan tiga tendangan penalti. Timnas Maroko melakukan sujud untuk mengungkapkan rasa syukur atas prestasi yang mereka raih.
Kita dapat belajar dari Maroko. Meski banyak yang meragukan ataupun tidak mendukung pekerjaan yang kita lakukan, tetaplah berjuang sebaik mungkin. Apapun hasil yang ada tetaplah bersyukur kepada Allah SWT. Lakukan yang terbaik dan berjuang hingga akhir. [NH]