Setiap Muharram, kita akan menjumpai hari Asyura, yaitu hari ke-10 Muharram dalam kalender hijriyyah. Hari Asyura menjadi populer karena bagi kelompok Syi’ah dijadikan sebagai hari berkabung atas kesyahidan Sayyidina Husain bin Ali bin Abi Thalib yang tebunuh oleh tentara Yazid bin Mu’awiyah di Karbala pada 61 H atau sekitar 680 M.
Bagi kalangan Sunni, hari Asyura menjadi hari istimewa karena pada hari itu amal kebaikan akan dilipatgandakan, begitu juga perbuatan dosa.
Sejak dulu, Nabi Musa dan orang-orang Yahudi sudah terbiasa puasa di hari Asyura untuk mengekspresikan kegembiraan mereka kepada Allah SWT karena telah diselamatkan dari Fir’aun dan tentara-tentaranya. Bahkan puasa ini telah dimulai sejak zaman Nabi Nuh.
Pada masa pra-Islam, bangsa Arab, terutama bangsa Quraisy menjadikan hari Asyura sebagai hari raya, yang diekspresikan dengan cara berpuasa. Menurut imam al-Qurthubi dalam al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an, barangkali kebiasaan puasa yang dilakukan orang-orang Quraisy adalah menginduk syari’at Nabi Ibrahim.
Abu al-Laits Nashr bin Muhammad bin Ibrahim al-Samarqandi dalam bukunya Tanbih al-Ghafilin menyebutkan beberapa pendapat ulama mengenai penyebab penamaan hari Asyura. Menurut sebagian ulama, di antaranya Ibnu Katsir, bahwa dinamakan Asyura karena berada diurutan ke-10 dari bulan Muharram. Sebagaimana disebut tasu’a karena berada diurutan hari ke-9 dari bulan Muharram.
Ada juga yang mengatakan karena pada hari itu Allah memuliakan 10 Nabi dengan sepuluh keutamaan:
Pertama, Allah menerima taubat Nabi Adam pada hari asyura’,
Kedua, Allah mengangkat Nabi Idris ke tempat yang tinggi dan mulia pada hari Asyura.
Ketiga, kapal Nabi Nuh mendarat di gunung Judi setelah banjir besar juga pada hari Asyura.
Keempat, Nabi Ibrahim lahir pada hari Asyura.
Kelima, Allah mengangkat Nabi Ibrahim sebagai khalilullah (kekasih Allah) dan menyelamatkannya dari api pada hari Asyura.
Keenam, Allah mengampuni Nabi Dawud pada hari Asyura.
Ketujuh, Allah mengangkat Nabi Isa ke langit pada hari Asyura
Kedelapan, Allah menyelamatkan Nabi Musa sehingga bisa melewati lautan dan menenggelamkan Fir’aun pada hari asyura’.
Kesembilan, Allah mengeluarkan Nabi Yunus dari perut ikan pada hari Asyura.
Kesepuluh, Allah mengembalikan kerajaan Nabi Sulaiman juga pada hari Asyura.
Wallahu a’lam.