Kemenag: Agama dan Kemanusiaan bukan untuk Dihadap-hadapkan Apalagi Dibeda-bedakan

Kemenag: Agama dan Kemanusiaan bukan untuk Dihadap-hadapkan Apalagi Dibeda-bedakan

Kemenag: Agama dan Kemanusiaan bukan untuk Dihadap-hadapkan Apalagi Dibeda-bedakan

Masih dalam suasana Muharram, Kementerian Agama (Kemenag) terus mengajak masyarakat untuk menyebarkan nilai-nilai universal dalam mengangkat martabat manusia. Hal ini mengingat pentingnya menciptakan kehidupan yang rukun dan toleran, baik di internal umat Islam maupun antar umat beragama.

Demikian kata Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki saat membacakan teks sambutan Menteri Agama pada acara Peringatan Tahun Baru Islam 1445 Hijriah yang digelar oleh Direktorat Penerangan Agama Islam, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, di Auditorium H.M. Rasjidi, Kemenag, Jalan M.H. Thamrin, Rabu (26/07/2023) siang.

Wamenag Saiful menjelaskan, kunci kesuksesan keputusan Nabi Muhammad berhijrah dari Makkah ke Madinah, sebagai penanda awal tahun Hijriah, adalah perkataan Nabi kepada sahabat Abu Bakar As-Sidiq yang diabadikan dalam Surat At-Taubah ayat 40.

“Ayat tersebut menjadi spirit perjuangan hijrah beliau ke Madinah, meski harus melintasi rintangan geografis dan ancaman fisik. Hal ini tidak lain karena perjuangan gigih beliau ingin memerdekakan manusia dan mengangkat martabat kemanusiaan,” jelasnya pada rangakian acara Gebyar Muharram yang bertajuk Merawat Kerukunan, Perkokoh Semangat Kebangsaan.

Ia menegaskan bahwa sudah seharunya Surat At-taubah ayat 40 menjadi motivasi dalam mengangkat nilai-nilai universal merupakan perjuangan yang mendapat Ridho Allah.

“Perjuangan kita dalam memperjuangakan moderasi beragama dalam menciptakan kehidupan beragama yang rukun dan toleran baik internal umat islam maupun antar umat beragama pastilah akan mendapatkan pertolongan dari Allah SWT,” tegas Saiful yang pada momen ini sekaligus melaunching Aplikasi Murottal Al-Qur’an yang dikelola Subdit MTQ.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Kamaruddin Amin menyatakan, pesan kemanusiaan dalam peristiwa hijrahnya Nabi merupakan pesan yang kuat tentang agama dan kemanusiaan yang diposisikan berdampingan.

“Ikatan dan identitas keagamaan tidak sepatutnya memutus tali silaturrahim hubungan kemanusiaan di antara kita. Agama dan kemanusiaan bukan untuk dihadap-hadapkan apalagi dibeda-bedakan,” ujarnya.

“Agama justru datang untuk kemanusiaan, agama datang untuk memanusiakan manusia dengan cara memelihara agama, jiwa, akal dan kehormatan  serta hartanya,” sambung Kamaruddin di hadapan ratusan hadirin dan disiarkan secara melalui kanal youtube.

Ia berharap, peringatan dan refleksi peristiwa hijrah Nabi dan tahun baru Islam ini mampu mendorong lahirnya tafsir keagamaan dan kebangsan yang terbaik di Indonesia.

“Kita selalui ingin mengingat peristiwa ini, agar kita terus bisa terus bertransformasi dan merefleksikan versi keagamaan dan versi keislaman,” harap Kamarudin.

Dalam acara ini, dihadiri juga oleh Prof. Dr. KH. Said Agil Husin Al-Munawwar yang mengisi tausiah refleksi tahun Baru Hijriah, sementara itu Imam Besar Istiqlal Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar hadir untuk memimpin doa bersama.

Acara ini juga diramaikan oleh penampilan Juara Festival Shalawat 2023, Haflah Al-Qur’an oleh Qori Juara Internasional, Bengkel Kaligrafi, dan pameran kaligrafi. (AN)