Ramadhan di Rumah Aja, Mari Cerita Tentang Luasnya Khazanah Mazhab Islam Kita (2)

Ramadhan di Rumah Aja, Mari Cerita Tentang Luasnya Khazanah Mazhab Islam Kita (2)

Ramadhan di Rumah Aja, Mari Cerita Tentang Luasnya Khazanah Mazhab Islam Kita (2)

Jauh sebelum era mazhab Maliki di Madinah, telah pula lahir begitu banyak mazhab Islam yang mungkin tak begitu kita kenal. Sayyidina Umar bin Khattab merupakan salah satu sahabat Rasulullah Saw yang kerap mengeluarkan fatwa hukum dan diikuti oleh umat Islam. Di antaranya yang paling terkenal ialah menjadikan shalat Tarawih berjamaah di masjid.

Begitupun dengan Sayyidina Ali bin Abi Thalib. Di antaranya ialah keputusan hukumnya untuk menggelar tahkim (arbitrase) dengan Muawiyah bin Abi Sufyan saat perang Shiffin –kendati lalu ditentang keras oleh kaum Khawarij yang keluar dari barisannya.

Begitupun kita kenal sahabat-sahabat Rasul Saw lainnya yang ahli hukum dan tafsir, di antaranya Mu’adz bin Jabal, Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Mas’ud, ‘Utbah bin Mas’ud, Jabir bin Yazid, hingga Umar bin Abdul Aziz dan Imam Ali Zainal Abidin. Lalu kita pun tahu nama-nama mujtahid ini sebelum era mazhab Maliki di Madinah, yakni Al-Qasim bin Muhammad, Sulaiman bin Yasir, Sa’id bin Musayyab, Ubaidillah bin Abdullah bin ‘Utbah bin Mas’ud, ‘Urwah bin Zubair, dan Kharijah bin Zaid bin Tsabit, dan lainnya.

Kita pun kenal nama Imam Ja’far ash-Shadiq yang merupakan “tokoh kunci” dalam perjalanan panjang sanad ilmu Islam. Kepadanya, di antaranya, berguru Abu Hanifah. Lalu ada Imam Malik, yang kepadanya beguru Imam Syafii. Kepada nama terakhir ini, Imam Ahmad bin Hanbal juga berguru. Dan seterusnya.

Menurut Syekh Wahbah az-Zuhaili dalam Al-Fiqhu al-Islami wa Adillatuhu, pada abad kedua Hijriyah hingga pertangahan abad keempat Hijriyah, ghirah keilmuan Islam melalui lahirnya begitu banyak ulama dan ijtihad serta mazhab Islam sungguh luar biasa –hal yang sama juga dituliskan panjang oleh Buya Husein Muhammad dalam pengantar penerjemahannya terhadap buku Abdullah Mushtafa al-Maraghi, Al-Fathu al-Mubin fi Thabaqat al-Ushuliyyin. Itulah era keemasan ijtihad para ulama.

Syekh Wahbah az-Zuhaili menyebutkan ada 13 ulama besar dengan mazhab yang banyak pengikutnya, yakni Imam Sufyan bin ‘Uyainah di Mekkah, Imam Malik bin Anas di Madinah, Imam al-Hasan al-Bashri di Bashrah, Imam Abu Hanifah dan Sufyan al-Tsauri di Kufah, Imam Al-‘Auza’i di Syam, Imam Syafii dan Imam Al-Laits bin Sa’ad di Mesir, Imam Ishaq bin Rahawaih di Nasaibur, Imam Abu Tsaur, Imam Ahmad bin Hanbal, Imam Dawud az-Zahiri dan Imam Ibnu Jarir at-Thabari di Baghdad.

Prof. Quraish Shihab dalam bukunya, Kosakata Keagamaan, menyebutkan nama 8 mazhab pada lema mazhab. Mulai empat mazhab yang telah kita kenal dan populer, kemudian ditambah Mazhab Ja’fari (Istna ‘Asyariyah), kemudian Mazhab Zaidiyah yang bernisbat kepada Imam Ali Zainal Abidin as-Sajjad, kemudian Mazhab Az-Zhahiriyah, dan Mazhab al-Ibaddhiyah yang dikembangkan oleh Imam Abdullah bin Ibadh at-Tamimi dengan guru utamanya Jabir bin Yazid, seorang murid utama istri Rasulullah Saw, Sayyidah Aisyah Ra, dan sahabat Nabi Saw, Abdullah bin Abbas –yang hingga hari ini dianut oleh 70% penduduk muslim Oman.

Begitu luasya, amat luasnya, sangat tak terbayangkan!

Dalam kitab Abdullah Mushtafa al-Maraghi, Al-Fathu al-Mubin fi Thabaqat al-Ushuliyyin, yang menyusun daftar nama para ulama Ushul Fiqh secara periodik, sungguh mengejutkan panjangnya.

Saya ringkaskan:

Abad 1 Hijriyah, ada 16 nama. Abad 2 Hijriyah, ada 10 nama. Abad 3 Hijriyah, ada 11 nama. Abad 4 Hijriyah, 7 nama. Abad 5 Hijriyah, ada 27 nama. Abad 6 Hijriyah, ada 24 nama. Abad 7 Hijriyah, ada 37 nama. Abad 8 Hijriyah, ada 93 nama. Abad 9 Hijriyah, ada 38 nama. Abad 10 Hijriyah, ada 18 nama. Abad 11 Hijriyah, ada 23 nama. Terakhir, abad 12-14 Hijriyah, ada 59 nama.

SubhanaLlah, Masya Allah.

Saya sungguh speechless. Sungguh saya speechless. Di hadapan samudra khazanah mazhab yang dahsyat tak tepermanai begini, mari renungkan dengan rendah hati: “Bagaimana mungkin kita yang bukan siapa-siapa di hari ini, baca surat al-Kafirun pun masih kerap kesrimpet, bisa ceroboh semena-mena kepada keragaman mazhab dan hukum Islam, kepada paham dan amaliah liyan, ya?”

Cukup, ya. Insya Allah lain waktu dilanjutkan.

BACA JUGA Seluk Beluk Ushul Fiqih untuk Pemula: Sumber Utama Hukum Islam Atau Artikel-artikel Menarik Lainnya di Sini