Pahala Memaafkan Kesalahan Orang Lain

Pahala Memaafkan Kesalahan Orang Lain

Bulan Syawal momentum baik untuk saling memaafkan. Puasa satu bulan penuh kurang lengkap rasanya sebelum memaafkan dan meminta maaf kepada keluarga, teman, ataupun tetangga

Pahala Memaafkan Kesalahan Orang Lain

Bulan Syawal momentum baik untuk saling memaafkan. Puasa satu bulan penuh kurang lengkap rasanya sebelum memaafkan dan meminta maaf kepada keluarga, teman, ataupun tetangga. Apalagi kesalahan terhadap sesama manusia, tidak cukup hanya dengan memohon ampun kepada Allah SWT, tetapi juga harus disertai dengan meminta maaf kepada orang yang bersangkutan.

Memaafkan kesalahan orang lain mudah diucapkan, tetapi dalam praktiknya kadang sulit dilakukan, terutama untuk kesalahan yang menimbulkan luka mendalam dalam hati kita. Sebab itu, di dalam Islam, Allah memberi ganjaran yang sangat besar terhadap orang yang mau membuka hati untuk memaafkan kesalahan orang lain, melupakan apa yang sudah dilakukan kepadanya, dan menjalin hubungan baik dengan orang yang sudah menyakitinya.

Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:

اكثر ما يدخل الناس الجنة تقوى الله وحسن الخلق، ما حسن الخلق يا رسول الله؟ تصل من قطعك وتعفوا عمن ظلمك وتعطى من حرمك

“Orang yang paling banyak masuk surga kelak ialah orang yang bertakwa kepada Allah dan husnul khuluq. ‘Husnuq khuluq itu apa wahai Rasulullah? Tanya salah satu sahabat.  Rasulullah menjelaskan, ‘Kamu menyambung silaturahim dengan orang yang memutuskannya, memaafkan orang yang menzalimimu, dan memberi kepada orang yang tidak memberi kepadamu.’”

Dengan demikian, memaafkan kesalahan orang lain merupakan salah satu jalan untuk masuk surga. Apalagi memaafkan kesalahan sesama muslim. Al-Qur’an mengibaratkan umat Islam itu seperti satu saudara. Satu sama lain harus saling mendukung dan berbuat kebaikan, bukan untuk saling berbuat kerusakan.

Imam al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin mengutip hadis yang isinya menjelaskan bahwa rezeki itu tidak selalu dalam bentuk harta, tetapi juga bisa datang dalam bentuk teman yang baik, teman yang selalu mengingatkan agar kita terus melakukan kebaikan.

من أرد الله به خيرا أرزقه خليلا صالحا إن نسي ذكره

“Apabila Allah menginginkan kebaikan kepada seorang hamba, dia akan menganugerahkan teman yang shalih, yang mengingatkan dia ketika lupa.”

Karena itulah, sesama saudara muslim mesti saling mengingatkan kalau ada temannya yang sedang bermasalah, bermusuhan, atau berseteru. Damaikan bila ada saudara, teman, atau keluarga yang sedang bermusuhan. Hal ini sebagaimana diingatkan Allah:

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ

Artinya:

“Sesungguhnya orang mukmin adalah bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat. (QS: Al-Hujurat ayat 10)

Ayat ini hendaknya menjadi motivasi untuk saling memaafkan dan mendorong semangat untuk mendamaikan manusia, terutama saudara muslim yang sedang bermusuhan. Dengan mencontoh apa yang sudah dilakukan Rasulullah, di mana hati beliau selalu terbuka untuk memaafkan orang lain.  Bahkan Rasulullah SAW masih membuka pintu maaaf untuk Wahsyi bin Harb,  seorang yang sudah membunuh pamannya, Hamzah bin Abdul Muthallib.