Sepanjang hayatnya ketika menunaikan shalat maktubah lima waktu, Rasulullah Saw belum pernah sekalipun diimami oleh sahabatnya kecuali hanya satu orang yaitu Abdurrahman bin Auf.
Kisah ini terdapat dalam kitab Hadits Shohih Muslim, berulang kali Rasulullah Saw memerintah beberapa sahabatnya menjadi imam shalat. Namun hasilnya tetap nihil, satu orang pun di antara mereka tidak ada yang berani tampil ke muka.
Suatu hari ketika Rasulullah Saw sakit, ketepatan waktu itu Abu Bakar Ash-siddiq tampil menjadi imam shalat. Pada saat tasyahhud awal, tiba-tiba Rasulullah Saw dipapah oleh sahabat Ali bin Abi Thalib dan sahabat Hadlol kemudian didudukkan di belakang Abu Bakar.
Mengetahui kehadiran Rasulullah Saw, Abu Bakar mundur. Sadar bahwa di dalam jamaah tersebut tidak ada imam, Rasulullah mengganti Abu Bakar.
Setelah jama’ah selesai Rasulullah Saw memanggil lalu menegur Abu Bakar.
“Mengapa tadi tidak engkau teruskan saja, supaya lain hari ada pengganti tatkala diriku sakit atau ada halangan lain!” Ucap Rasulullah Saw.
“Bukan begitu ya Rasulullah, masak saya menjadi imamnya manusia paling sempurna di muka bumi,” jawab Abu Bakar.
Kemudian mereka semua duduk melingkar di serambi masjid mendengarkan kultum dari Rasulullah Saw. “Para sahabat-sahabatku yang dirahmati Allah SWT, ketahuilah bahwa shalat paling utama (afdhol) ialah di awal waktu” ujarnya. Kemudian Rasulullah Saw menerangkan fadhilah dan keutamaan-keutamaannya.
Besok harinya, ketika mau persiapan shalat Ashar, Rasulullah Saw ingin kencing (qadhil hajat) lantas beliau pergi ke semak belukar tak jauh dari masjid, waktu sudah menunjukan awal shalat.
“Ah, Rasulullah Saw tinggal saja, shalat awal waktu adalah ajaran beliau, juga ada dalilnya,” ujar salah satu sahabat. Jamaah shalat siap dimulai namun tidak ada yang bersedia jadi imam.
Tanpa pikir panjang Abdurrahman bin Auf maju ke depan, ia mengucapkan takbir dengan keras dan merdu.
Setelah shalat alat dua rakaat Rasulullah Saw hadir. Para sahabat tidak terima kalau Abdurrahman bin Auf jadi imam, memberi isyarat tepuk tangan. Mendengar makmumnya memberi kode kehadiran Rasulullah Saw, Abdurrahman bin Auf cuek sambil tetap melanjutkan jamaah sampai selesai.
Setelah purna jamaah shalat, para sahabat lainnya termasuk Abu Bakar Ash-Shiddiq khawatir kalau Rasulullah Saw marah, ternyata kebalikannya. Rasulullah Saw tersenyum sambil menepuk pundak Abdurrahman bin Auf, “Bagus, engkau melakukan shalat sesuai dengan anjuran dan hadits yang aku ajarkan.”