Meniru Abdurrahman Bin Auf, Sahabat Rasulullah yang Gagal Miskin

Meniru Abdurrahman Bin Auf, Sahabat Rasulullah yang Gagal Miskin

Ini kisah Abdurrahman Bin Auf,Sahabat Rasulullah yang gemar sedekah

Meniru Abdurrahman Bin Auf, Sahabat Rasulullah yang Gagal Miskin

Di antara beberapa sahabat yang dekat dengan nabi Muhammad SAW, rasa-rasanya kurang lengkap kalau tidak menyebut nama Abdurrahman bin Auf. Sahabat yang satu ini adalah termasuk golongan saudagar yang kaya raya.

Pernah suatu hari ketika para sahabat berkumpul, Abdurrahman bin Auf mendengarkan sabda Rasulullah bahwa kelak setelah dibangkitkan dan dihitungnya amal perbuatan manusia semasa hidup, orang yang kaya akan lebih lama menjalani perhitungan amal dibanding orang yang miskin dan saya sungguh bersama orang-orang fakirvdan miskin.

Sejenak Abdurrahman bin Auf merenung dan berkata dalam hati, “saya tidak mau berlama-lama saat yaumul hisab karena kekayaan yang saya miliki “.

Abdurrahman bin Auf mengangkat tangan lantas berdoa, ” Ya Allah, jadikanlah hambamu ini orang yang miskin, agar kelak dapat selalu bersama Rasulullah”

Ketika berita tentang para sahabat yang mau berhijrah ke kota Madinah sampai ke Abdurrahman bin Auf, sontak banyak harta bendanya dihibahkan ke mereka yang akan hijrah. Namun bukannya malah habis, kekayaan Abdurrahman bin Auf malah bertambah banyak lantaran usaha dagangnya semakin ramai.

Melihat kekayaan semakin berlipat ganda, Abdurrahman bin Auf  berjalan mondar-mandir karena gamang dan gusar. “Bagaimana caranya agar harta benda yang saya miliki habis dan tidak tersisa?”, berkata dalam hati.

Sesudah perang Tabuk, tumbuhan kurma siap panen yang ditinggalkan para sahabat menjadi busuk dan harganya anjlok. Kabar ini menyebar ke seantero kota Madinah dan sampai ke telinga Abdurrahman bin Auf.

Mendengar kabar tersebut, Abdurrahman bin Auf menjual semua harta bendanya kemudian membuat pengumuman yang isinya, “Semua penduduk kota Madinah yang buah kurmanya busuk akan dibeli sesuai dengan harga buah kurma yang normal”. Sejurus kemudian warga kota Madinah berbondong-bondong menjual kurma busuk ke tempat Abdurrahman bin Auf.

Semua kurma busuk warga kota Madinah dibeli oleh Abdurrahman bin Auf, hartanya pun habis tanpa sisa dan jatuh miskin. Lantas berkata dalam hati ” Alhamdulillah, doaku dikabulkan oleh Allah SWT”.

Sehari kemudian, datang utusan dari negeri Yaman ke kota Madinah. Utusan ini menyebar pengumuman bahwa sedang mencari buah kurma busuk yang akan digunakan obat. Buah kurma busuk akan dibeli dengan harga 10 kali lipat dari harga buah kurma di pasaran.  penduduk negeri Yaman sedang dilanda wabah penyakit aneh. Nenurut pemeriksaan dokter, wabah aneh tersebut akan cepat sembuh jika diobati dengan buah kurma busuk.

Warga penduduk kota Madinah yang membaca edaran pengumuman, memberitahu utusan agar lekas pergi ke rumah Abdurrahman bin Auf. Di sanalah tempatnya buah kurma yang busuk.

Tanpa pikir panjang, utusan raja tersebut mengetuk pintu rumah Abdurrahman bin Auf lalu menjelaskan wabah apa terjadi di negeri Yaman. Semua kurma-kurma busuk yang kemarin dibeli Abdurrahman bin Auf diangkut dan dibeli 10 kali lipat.

Abdurrahman bin Auf semakin kaya raya. Jumlah kekayaannya belum ada yang menandingi karena kurma yang seharusnya tidak laku malah terjual dengan nominal harga yang fantastis.

*Kisah di atas terdapat dalam kitab “Rijal haula rasul” dan diceritakan kembali oleh KH Agus Sunyoto  pada saat ngaji rutin hari Ahad, 25 Januari 2020.