Sejarah Islam selalu memberikan banyak kejutan ketika kita mendalaminya. Kejutan itu menunjukan kehebatan tradisi menjaga informasi dan menyampaikannya kepada kita, terlepas apakah kita mau menerima atau menolaknya.
Salah satu hal yang mungkin mengejutkan sebagian orang adalah kisah ketika Fath al-Makka atau penaklukan kota Mekah.
Peristiwa itu terjadi di ujung masa kenabian Muhammad. Setelah memusuhi Nabi sejak ia membawa risalah, Mekah akhirnya tunduk dalam peristiwa penaklukan yang sangat damai.
Ketika penaklukan kota Mekah itu Nabi mendatangi Kabah. Kita tahu tempat suci itu adalah pusat dari kehidupan spiritual Arab di sekitar kota Mekah.
Masih banyak berhala ditemukan saat penaklukan kota mekah. Bahkan praktik haji jahiliyah masih dilakukan oleh kalangan Arab sampai sepenuhnya dilarang pada haji wada.
Salah satu agenda ketika Mekah ditaklukan adalah membersihkan Kabah dari unsur-unsur kemusyrikan. Berhala-berhala dihancurkan.
Selain berhala, Kabah juga dipenuhi gambar-gambar yang dianggap suci oleh masyarakat waktu itu.
Baca juga: Sejarah Ka’bah dari Nabi Adam Hingga Rasulullah
Ketika Nabi Muhammad berserta para sahabat seperti Umar dan Khalid Ibn Walid memasuki Kabah, ia menemukan gambar-gambar. Menurut riwayat, diantara gambar-gambar itu Nabi menemukan gambar malaikat, gambar nabi Ibrahim berdiri di atas mimbar dan hambar Bunda Maria (Siti Maryam) menggendong bayi Nabi Isa (Jesus).
Melihat gambar-gambar itu Nabi segera meminta para sahabat membersihkannya. Para sahabat segera mengambil air dari sumur zamzam dan membersihkan gambar itu. Gambar lain harus dicongkel dan dihancurkan karena ditempelkan ke dinding bagian dalam Ka’bah.
Namun Nabi tiba-tiba menutupi sebuah gambar dengan kedua telapak tangannya. Sahabat yang akan membersihkan gambar itu menjadi terhalangi. Kemudia Nabi memerintahkan: “hapus semua gambar-gambar itu, kecuali gambar ini.”
Ia memerintahkan itu kepada Khalid ibn Walid. Gambar yang ditutupi oleh telapak tangannya dan dilarang untuk disentuh adalah gambar Siti Maryam (Bunda Maria) sedang menggendong bayi Nabi Isa.
Atas riwayat ini ‘Ata ibn Abi Rabah pernah ditanya apakah memang benar ada gambar Siti Maryam menggendong Nabi Isa di dalam Ka’bah sebagaimana diriwayatkan. Ia mengatakan bahwa memang benar demikian sepanjang sepengetahuannya. Namun gambar itu hilang dan hancur seiring hancurnya Ka’bah pada masa pengepungan Kota Mekah tahun 692 M.
Kita tahu, sekitar tahun itu terjadi perang sipil, disebut sebagai masa perang Saudara Kedua (Fitna at-Thania). Abdul Malik Ibn Marwan (Umayyah) mengepung Mekah yang dipimpin Abdullah Ibn Zubair.
Pada perang itu Ka’bah hancur dan terkabar. Dan ketika itu juga gambar Siti Maryam hilang. Saat Ka’bah direkonstruksi, gambar Situ Maryam sudah hilang karena hancur beserta bangunan Ka’bah yang sebelumnya terbakar.
Tentu ada riwayat lain mengenai gambar-gambar di dalam Kabah itu. Salah satu riwayat, dan ini yang umum diketahui, gambar-gambar tersebut semua dihapus dan dihancurkan, tidak terkecuali gambar Siti Maryam.
Cerita ini bisa dilihat dibeberapa kitab Sirah dan sejarah. Hadis yang mengatakan Nabi melindungi gambar Siti Maryam lantas dinyatakan sebagai hadis lemah dan Mursal (hadis yang informasinya tidak langsung dari Mabi tapi dari sahabat).
Kita tahu status sebuah riwayat baru ditentukan belakangan oleh para ahli Hadits. Para penulis Sirah yang hidup pada masa yang lebih awal tidak terlalu pedul dengan status hadis karena tujuan utama Sirah adalah melakukan preservasi bukan melakukan seleksi. Seleksi hanya dilakukan belakangan oleh para ahli hadis yag datang belakangan setelah proses preservasi selesai.
Demikian. Wassalam.