Calon PPIH Arab Saudi 2025 Simulasikan Armuzna: Dari Lansia Lelah hingga Kehilangan Paspor

Calon PPIH Arab Saudi 2025 Simulasikan Armuzna: Dari Lansia Lelah hingga Kehilangan Paspor

Calon PPIH Arab Saudi 2025 Simulasikan Armuzna: Dari Lansia Lelah hingga Kehilangan Paspor

Islami.co (Haji 2025) — Alih-alih sunyi, Sabtu malam (19/4/2025) di Asrama Haji Pondok Gede justru dipenuhi suasana haru dan ketegangan. Bukan karena keberangkatan jemaah, melainkan karena ratusan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi tengah menjalani gladi posko—sebuah simulasi besar-besaran yang dirancang untuk menguji kesiapan mental dan teknis mereka sebelum bertugas ke Tanah Suci.

Di antara keramaian “Bandara Internasional King Abdulaziz Jeddah” buatan itu, terdengar suara tangis seorang “jemaah” yang tersesat. “Tolong-tolong aku di mana, aku di mana,” lirihnya sambil meneteskan air mata buatan. Adegan ini bukan sekadar drama; inilah ujian nyata bagi para petugas untuk menunjukkan reaksi cepat namun tetap lembut dalam menghadapi kepanikan jemaah.

Seorang petugas mendekat dengan tenang seraya membisikkan kata-kata menenangkan, “Ibu sekarang di Tanah Suci, ibu akan menunaikan rukun Islam kelima. Ibu akan berhaji. Istigfar ya, Bu.” Sentuhan empati itu perlahan meredakan kepanikan sang “jemaah”, menggantinya dengan senyum tipis penuh kelegaan.

Simulasi tidak hanya berhenti pada kasus tersesat. Seorang “jemaah” lansia diperankan tampak lelah saat tiba—langkahnya goyah dan tubuhnya ringkih. Respons sigap pun terlihat; kursi roda segera disiapkan dan tangan-tangan membantu memastikan kenyamanan sang lansia.

Tak hanya skenario umum seperti kehilangan arah atau kelelahan fisik, latihan juga mencakup situasi ekstrem seperti sakit parah hingga meninggal dunia, kehilangan paspor atau barang bawaan penting bahkan amnesia serta salah kamar penginapan—semua demi memastikan setiap kemungkinan bisa ditangani secara profesional oleh para petugas haji Indonesia.

“Sebelum kita melaksanakan gladi posko, para peserta kita berikan teori dan pembekalan dengan sistem Tactical Floor Game (TFG) untuk memberikan gambaran pergerakan jemaah di Armuza seperti apa,” ujar Harun Arrasyid selaku fasilitator utama pelatihan ini dikutip dari situs resmi Kemenag.

Dengan TFG sebagai fondasi teoretis kuat sejak 14 April lalu, seluruh rangkaian simulasi berjalan semakin realistis ketika diterapkan langsung dalam praktik lapangan malam itu.

Selain penanganan insiden darurat sehari-hari selama ibadah haji berlangsung nanti, Slamet selaku Fasilitator PPIH 1446H/2025M juga memberikan pembekalan khusus terkait prosesi safari wukuf reguler maupun khusus.

“Safari wukuf khusus akan dilayani oleh tim gabungan dari tiga daker yang terdiri dari personel PKP3JH (Penanganan Krisis Pertolongan Pertama Pada Jemaah Haji), petugas kesehatan, pembimbing ibadah serta layanan lainnya,” jelas Slamet.

“Tugas tim ini menjaga sekaligus memperbaiki kondisi jemaah termasuk psikologi mereka.”

Gladi posko ditutup dengan evaluasi menyeluruh setelah praktik penyambutan hingga pendorongan jemaah menuju Armuzna (Arafah-Muzdalifah-Mina). Setiap detail dievaluasi agar pelayanan tahun ini benar-benar optimal bagi tamu Allah asal Indonesia.

(AN)