Mufti besar Suriah Mufti Syekh Mohammed Adnan Afyouni atau kerap dipanggil dengan Syekh Adnan wafat hari ini (23/11) akibat pemboman. Ulama senior yang memainkan peran kunci dalam upaya perdamaian di Suriah ini wafat bom yang ditanam di pinggir jalan meledak mengenai mobilnya. Hingga kini belum ada kelompok yang bertanggungjawab atas meninggalnya Syekh Mohammed Adnan Afiouni.
Disebutkan oleh media setempat bahwa ledakan yang menewaskan Syekh Adnan Afyouni terjadi di kota Qudsaya, sebelah barat ibu kota Damaskus. Ulama dinyatakan wafat setelah sebelumnya sempat dirawat. Kementerian agama mengumumkan peristiwa itu sebagai tindakan teroris.
Laman kantor berita AP menyebutkan Syekh Adnan Afyouni menjadi tokoh kunci dalam apa yang disebut kesepakatan rekonsiliasi pemerintah dengan pemberontak dan daerah yang dikuasai oposisi.
Ulama ini menjadi salah satu penengah dari kesepakatan 2016 di mana pejuang pemberontak di Daraya, sebuah kota utama di pinggiran Damaskus, menyerah setelah pengepungan dan kampanye militer selama empat tahun yang melelahkan. Pejuang pemberontak dan penduduk yang tersisa dievakuasi ke provinsi barat laut Idlib dan pasukan pemerintah memasuki kota yang hancur pada tahun 2016.
Pada tahun 2019, Presiden Suriah Bashir Assad menunjuk Afiouni untuk memimpin Islamic al-Sham Center yang baru didirikan untuk memerangi terorisme. Syekh Adnan Afyouni mengatakan Islamic al Sham merupakan tempat mengajar dan melatih ulama Islam untuk memainkan peran dalam mereformasi gagasan ekstremis yang menyebar selama bertahun-tahun.
Ulama ini sering datang ke Indonesia. Dalam beberapa kesempatan ia menghimbau agar umat Islam di Indonesia diimbau agar tidak percaya dengan propaganda radikal terorisme. Menurutnya paham radikal hanya bertujuan untuk merusak Indonesia. Syekh Adnan menyebut bahwa kehancuran Suriah disebabkan oleh paham radikal.
Suriah yang dulu negara yang damai, tentram, dan indah, tapi karena radikal terorisme, Suriah kini menjadi negara yang luluh lantak akibat perang saudara berkepanjangan.
“Fenomena ini mulai muncul di Indonesia dimana isu-isu radikal terorisme menjadi sangat hangat di Indonesia. Saya khawatir jika nantinya umat Islam di negeri yang damai ini ikut terjerumus seperti umat Islam di Suriah.
Makanya saya dengan lantang mengatakan kepada saudara-saudara saya di Indonesia agar tidak mempercayai propaganda radikal terorisme,” ujar Syekh Adnan Afhyouni di sela-sela Konferensi Ulama Sufi Internasional (World Sufi Forum) di Pekalongan, April tahun lalu.
Innalilahi wa innalihi rajiun. Dunia kehilangan ulamanya lagi, hari ini.