Mencari Khilafah, Berakhir di Neraka Suriah

Mencari Khilafah, Berakhir di Neraka Suriah

Perjalanan orang-orang yang mencari Khilafah di Suriah, termasuk dari Indonesia, berakhir di camp al-Hol yang kumuh dan jorok ini.

Mencari Khilafah, Berakhir di Neraka Suriah

Foto di atas adalah Camp al-Hol di Suriah Utara. Satu dari puluhan Kamp penampungan perempuan dan Anak-anak pendukung Islamic State alias ISIS. Camp ini merupakan Camp terbesar di Suriah Utara. Ada seminar 60an ribu perempuan dan Anak-anak tinggal di sini. Di sinilah perempuan dan anak-anak Indonesia yang mencari khilafah di Suriah berakhir setelah ISIS hancur lebur di sana.

Camp al-hol seperti yang terlihat di foto tersebut jauh dari kenyamanan dan keamanan. Perempuan dan anak-anak di bawah 18 tahun tinggal berdesak-desakan di dalam tenda-tenda yang sangat tidak layak, panas, berdebu dan sama sekali jauh dari janji-janji ISIS akan kehidupan dan pelayanan publik yang prima.

Tidak ada kamar mandi bahkan toilet yang khusus buat tiap keluarga. Yang ada adalah toilet yang menjadi fasilitas umum dan dipakai bersama puluhan, bahkan mungkin ratusan orang di tiap blok. Bayangkan betapa joroknya.

Di musim panas, suhunya bisa melebihi 40 derajat celsius, sebaliknya di musim dingin bisa turun di bawah 10 derajat, bahkan sesekali terjadi salju.

Camp ini bukan hanya sebagai penampungan, tapi pada prinsipnya adalah penjara terbuka karena akses masuk-keluarnya dikontrol dengan ketat oleh tentara yang sebagian besar adalah pasukan Kurdistan. Hanya orang-orang yang punya kartu akses dan ijin yang bisa masuk ke sini.

Di dalam kamp sendiri ada sistem kasta. Kasta tertinggi adalah kasta istri dan keluarga para pemimpin ISIS yang juga tinggal dan aktif di dalam kamp. Kemudian istri dan keluarga dari para kombatan-kombatan eropa dan afrika. Perempuan-perempuan Indonesia otomatis berada di kasta terendah.

Saya yakin, orang-orang Indonesia yang mencari Khilafah, surga dunia di Suriah sekarang menyesal karena mereka berakhir di penampungan yang mirip dengan neraka. Tapi saya juga yakin bahwa penyesalan mereka bukanlah karena mengikuti ideologi radikal terorisme ala ISIS, tapi karena kondisi kehidupan sehari-hari mereka yang seperti di al-Hol ini.

Di hati kecil, pasti mereka menyesal, “Kok bisa ya dibodoh-bodohin dengan mimpi kekhilafahan seperti yang dijual dan dipropagandakan oleh ISIS.” Mereka dijanjikan kehidupan yang nyaman, aman, pelayanan publik yang merata ke semua warga khilafah, kebebasan melakukan apa saja, penegakkan hukum, tidak ada korupsi. Yah, narasi ISIS yang 11-12 dengan narasi-narasi yang biasanya dipakai HTI.

Ternyata, semua itu bohong belaka. Di Kamp sering terjadi pembunuhan, pemerasan, teror, pemaksaan yang dilakukan oleh perempuan ke perempuan lain. Nyaman gak, apalagi aman?

Udah enak itu tinggal di Indonesia. Kita sudah merdeka. Kita gak butuh dimerdekakan oleh kekhilafahan yang dijual murah oleh ISIS maupun oleh kelompok-kelompok transnasional seperti HTI dan Ikhwanul Muslimin. Mereka ini adalah orang-orang pertama yang akan dengan senyum mengirim orang lain untuk mati, dan mereka juga adalah orang-orang terakhir yang akan meninggalkan kenyamanan mereka untuk tinggal di neraka seperti al-Hol.

Jaga Indonesia agar hidup kita tetap aman, nyaman, sejahtera! (AN)