Bersin ialah salah satu tanda serta gejala dari rhinitis alergi, yaitu saat tubuh bereaksi secara berlebihan akan zat alergen. Penyebabnya bisa karena debu, makanan, cuaca dingin, obat-obatan dan lain-lain. Salah satu anjuran kepada kaum Muslim yang selesai bersin ialah mengucap alhamdulillah. Namun, bagaimana ketika seseorang bersin di kamar mandi? Haruskan tetap mengucap kalimat hamdalah?
Kamar mandi atau toilet sendiri merupakan tempat buang hajat dan termasuk salah satu tempat di mana nama Allah dilarang untuk disebut. Ini karena tempat ini menjadi tempat berkumpulnya najis serta kotoran. Termasuk dalam menyebut nama Allah ialah membaca Al Quran, membaca doa serta berdzikir. Bahkan, tempat seperti ini akan sangat disukai setan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda dalam HR Ahmad Ibnu Majah, “Sesungguhnya tempat-tempat buang hajat ini dipelihara oleh setan”.
Bahkan, Rasulullah turut menganjurkan pada kita untuk berdoa sebelum masuk ke dalam toilet. Doa ini dibaca saat sebelum masuk toilet, bukan saat berada di dalamnya. Dalam HR Bukhari dan Muslim, dikatakan bahwa, “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam apabila mau masuk ke toilet beliau berdoa: ‘Allahumma inni a’udzubika minal khubutsi wal khaba’its (Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari setan laki-laki dan setan perempuan).”
Doa ini haruslah diucapkan secara jelas serta terdengar, mengingat setan akan langsung lari apabila mendengar nama Allah. Sementara saat seseorang sudah berada di dalam toilet, maka para ulama sepakat untuk tidak memperbolehkan seseorang berdzikir, membaca Al Quran, menyebut nama Allah serta berdoa pada Allah. Semua ini tidak boleh dilafalkan di tempat yang najis serta kotor. Lalu, bagaimana jika seseorang bersin di kamar mandi, apakah masih boleh menyebut alhamdulillah?
Kita tentu tidak bisa mengatur untuk tidak bersin di kamar mandi. Ini karena bersin bisa terjadi sewaktu-waktu. Kalimat alhamdulillah sendiri termasuk ke dalam kalimat dzikir sehingga akan dimakruhkan untuk diucapkan di dalam kamar mandi. Kalimat ini termasuk dalam salah satu bentuk mengagungkan nama Allah sehingga tidak layak disebut di tempat yang penuh najis seperti ini.
An-Nawawi mengatakan, “Dimakruhkan berdzikir dan berbicara ketika buang hajat. Baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan, kecuali karena keadaan terpaksa. Sampai sebagian ulama madzhab kami (syafi’iyah) mengatakan: ‘Jika orang yang di dalam WC ini bersin maka tidak boleh membaca hamdalah, tidak pula mendoakan orang yang bersin, tidak menjawab salam, tidak menjawab adzan’.”
An-Nawawi juga membawa dalil hadist yang berasal dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma, “Ada seseorang yang bertemu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ketika beliau sedang buang air kecil. Orang ini memberi salam, namun Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidak menjawabnya.” (HR. Muslim).
Para ulama sepakat bahwa saat seseorang bersin di kamar mandi, maka apa yang harus dilakukan adalah membaca hamdalah dalam hati saja, tanpa menggerakkan lisan. Pendapat ini dperkuat Syaikh Muhammad Ibn Utsaimin yang mengatakan, “Apabila seseorang di kamar mandi, Imam Ahmad mengatakan. ‘Jika dia bersin maka baca hamdalah dalam hati’.” (As-Syarhul Mumthi’, 1:102).
Dari keterangan di atas, jelas sudah bahwa saat kita bersin di kamar mandi, maka yang harus dilakukan ialah mengucap hamdalah dalam hati saja. Ini karena menyebut nama Allah dilarang di tempat yang penuh najis seperti kamar mandi atau toilet. Hal yang sama berlaku untuk menjawab salam dan menjawab adzan yang juga dilarang untuk dilakukan saat kita sedang berada di dalam kamar mandi.