Ulama Perempuan, Ustadzah Badriyah Fayumi, menyatakan bahwa belakangan ini di Indonesia tengah terjadi penyempitan agama, termasuk makna syar’i. Apalagi ketika kelompok-kelompok tertentu hanya menyempitkannya dengan persoalan bisnis semata. Padahal, sejatinya agama jauh lebih besar dari itu.
“Ada isu syar’i, ditangkap oleh bisnis. Padahal isu ini sejak lama. Lalu, dikemas dengan lifestyle untuk tertarik,” tutur beliau di Bekasi (27/1).
Pengasuh Pondok Pesantren Mahasina, Bekasi, ini juga menyatakan, telah kodifikasi ilmu syar’i melalui media sosial dan terkadang cerita dibuat mengharu biru. Beliau juga mencontohkan soal poligami. Menurutnya, ketika seseorang langsung bicara poligami mungkin publik akan marah. Tapi, ketika cerita poligami itu dibelokkan dengan narasi-narasi lain akan beda ceritanya. Tujuannya sama, mempromosikan poligami.
“Maka terjadi arus konservatisme agama ini yang membawa pendangkalan agama, penyempitan agama dan di level tertentu penistaan agama,” tambahnya.
Ulama yang juga tergabung dalam jaringan Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) ini juga mengingatkan, sekarang ini banyak yang emrasa cinta agama, tapi destruktif terhadap kemanusiaan.
Padahal, harusnya cinta agama itu juga menghidupi kemanusiaan dan membawa kedamaian.
“Itu tantangan bagi ulama moderat di Indonesia untuk turut serta terjun serta berdakwah dengan cinta kasih dan kedamaian,” tutupnya.