JAKARTA, ISLAMI.CO – Efek serangan teroris yang terjadi pada Jumat (17/5/2024) di Negara Bagian Johor, Malaysia kemarin, sejumlah negara memperketat diri, termasuk Indonesia.
Juru Bicara Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror (AT) Polri Polri Kombes Aswin Siregar menjeslakan, pihaknya kini dalam posisi waspada dan pemantauan terhadap pola dan aktivitas teroris.
“Densus 88 selalu dalam kesiapsiagaan memonitor jaringan teroris dan pergerakannya,” kata Aswin Rabu (22/5/2024) dilansir kompas.com
Adapun aksis terorisme tersebut di Malaysia mengakibatkan dua polisi meninggal dunia dan satu korban lainnya luka-luka.
Dalam laporan Kompas disebutkan, ayah pelaku tersebut adalah anggota jaringan teroris Jemaah Islamiyah (JI) di Asia Tenggara. Ayah dari pelaku tersebut tewas ditembak mati oleh polisi yang terluka dalam insiden tersebut.
Adapun Menteri Dalam Negeri Malaysia Saifuddin Nasution mengatakan, tersangka teror diduga melakukan aksi sendiri.
Ia menyatakan, pelaku tampaknya bertindak sendiri meski ayahnya memiliki hubungan dengan JI.
Adapun JI dituding sebagai dalang serangkaian serangan bom mematikan di Asia Tenggara. Salah satu yang dianggap mematikan adalah yang terjadi di Indonesia, yakni bom Bali yang terjadi pada 2002 lalu.
Efek terorisme Bom Bali itu, 202 orang meninggal dunia, termasuk warga asing. Dalam insiden memilukan iu, 88 warga Australia juga meninggal dunia. [DP]