Surat al-Fatihah adalah surat yang dihafal oleh (hampir) seluruh umat Islam. Bahkan, tidak berlebihan jika dikatakan surat ini adalah “surat favorit” umat Islam. Selain selalu dibaca dalam shalat, surat ini adalah surat yang juga sering dibaca dalam banyak kesempatan, misalnya untuk membuka acara-acara kemasyarakatan (rapat, pengajian, arisan, tahlilan, dll).
Meski begitu, surat yang memiliki tujuh ayat ini ternyata memiliki banyak nama. Berikut penulis sebut dan uraikan nama-nama tersebut beserta alasan mengapa nama itu digunakan.
Pertama, al-Shalat. Nama ini diambil berdasarkan hadis Nabi yang diriwayatkan Imam Muslim.
Nabi SAW bersabda, “Allah berfirman, “Aku membagi shalat antara diri-Ku dan hamba-Ku menjadi dua. Untuk hamba-Ku apa yang dia minta. (a) Apabila hamba-Ku membaca, “Alhamdulillahi rabbil ‘alamin.” Allah Ta’ala berfirman, “Hamba-Ku memuji-Ku.” (b) Apabila hamba-Ku membaca, “Ar-rahmanir Rahiim.” Allah Ta’ala berfirman, “Hamba-Ku mengulangi pujian untuk-Ku.” (c) Apabila hamba-Ku membaca, “Maaliki yaumid diin.” Apabila hamba-Ku membaca, “Hamba-Ku mengagungkan-Ku.” Dalam riwayat lain, Allah berfirman, “Hamba-Ku telah menyerahkan urusannya kepada-Ku.” (d) Apabila hamba-Ku membaca, “Iyyaka na’budu wa iyyaaka nasta’in.” Allah Ta’ala berfirman, “Ini antara diri-Ku dan hamba-Ku, dan untuk hamba-Ku sesuai apa yang dia minta.” (e) Apabila hamba-Ku membaca, “Ihdinas-Shirathal mustaqiim….dst. sampai akhir surat.” Allah Ta’ala berfirman, “Ini milik hamba-Ku dan untuk hamba-Ku sesuai yang dia minta.”
Kedua, al-Hamd. Artinya adalah pujian. Ini karena dalam Al-Fatihah, dibahas tentang pujian (ayat alhamdulillahi rabbil ‘alamin
Ketiga, Fatihah al-Kitab. Artinya pembuka kitab (al-Qur’an). Dinamakan demikian karena surat ini adalah surat pembuka dalam al-Quur’an, baik secara tulisan maupun bacaan. Bahkan surat ini juga digunakan untuk membuka ibadah shalat (dibaca di bagian awal shalat).
Keempat, Umm al-Kitab. Kedua kata itu artinya “ibu atau pokok dari al-Qur’an”. Alasannya tidak jauh berbeda dengan poin kedua di atas. Penamaan al-Fatihah dengan nama ini tidak sepakati para oleh sebagian ulama. Mereka yang menolak berlasan bahwa (1) Umm al-Kitab adalah tentang halal dan haram (bukan tentang al-Fatihah saja, pen.) dan (2) Umm al-Kitab itu adalah Lauh al-Mahfudz.
Kelima, Umm al-Qur’an. Alasan digunakannya nama ini tidak jauh berbeda dengan alasan yang penulis sebutkan pada poin ketiga di atas. Ada pula yang beralasan, bahwa penggunaan nama ini menunjukkan bahwa al-Fatihah adalah surat pertama al-Qur’an dan memuat semua ilmu dalam al-Qur’an.
Keenam, al-Matsani. Artinya bisa diulang-ulang atau dikecualikan. Alasannya adalah karena surat al-Fatihah adalah surat yang dibaca berulang-ulang dalam shalat. Pasalnya, shalat yang di dalamnya tidak dibacakan surat al-Fatihah, maka tidak sah. Ada pula yang mengatakan bahwa penamaan ini beralasan karena surat ini hanya diturunkan (hanya dikhususkan atau dikecualikan) kepada umat sekarang, dan tidak pada umat-umat sebelumnya.
(Selain al-Matsani, ada pula yang menyebut dengan nama al-Sab’ al-Matsani, yang artinya “tujuh ayat yang diulang-ulang”)
Ketujuh, al-Qur’an al-‘Adzim. Ini karena dalam al-Qur’an dibahas banyak hal, baik tentang pujian kepada Allah, perintah untuk selalu ibadah dan ikhlas dalam menjalaninya, pengakuan tentang kelamahan diri sendiri dan tak akan mampu jika tanpa bantuanNya, dan lain-lain.
Kedelapan, al-Syifa’. Al-syifa’ artinya obat. Ini dilandasi hadis yang menjelaskan bahwa dalam surat al-Fatihah terdapat obat untuk mengobati racun. Dalam tafsir al-Munir-nya Wahbah Zuhaili, disebutkan hadis ini diriwayatkan oleh al-Darimi dengan redaksi yang sedikit berbeda.
Kesembilan, al-Ruqyah. Dinamakan demikian karena dulu zaman Nabi ada seorang yang meruqyah orang lain dengan membacakan surat al-Fatihah dan berhasil sembuh.
Kesepuluh, al-Asas. Asas artinya pondasi atua dasar. Hal ini karena al-Fatihah adalah pondasi atau dasar dari al-Qur’an dan merupakan surat pertama dalam urutan mushaf al-Qur’an. Begitu kurang lebih penjelasan al-Maraghi dalam tafsirnya.
Kesebelas, al-Wafiyah. Ini karena surat al-Fatihah adalah yang tidak bisa dipisah antara ayat-ayatnya. Berbeda dengan surat-surat lain. Jika surat-surat itu dibaca sebagian di satu rakaat dan di rakaat selanjutnya dibaca lanjutan surat itu, maka makna atau pemahaman bisa mencukupi. Berbeda dengan al-Fatihah, yang tidak sempurna maknanya manakalah dipisah.
Keduabelas, al-Kafiyah. Artinya kecukupan/mencukupi. Alasannya adalah karena makna al-Fatihah bisa mencukupi atau mencangkup makna surat-surat yang lain. Sedang surat-surat itu tidak mencukupi atau tidak sebanding dengan al-Fatihah.
Demikian nama-nama lain yang dimiliki surat al-Fatihah yang terdapat dalam kitab tafsir al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an, karya Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakr bin Farh al-Anshari al-Khazraji al-Andalusi al-Qurthubi, atau biasa kita kenal dengan sebutan Imam Qurthubi. Semoga bermanfaat.