Di antara para ulama-ulama terdahulu dan waliyullah yang diceritakan oleh Abu Nu’aim al-Asfahani dalam kitabnya Hilyatul Auliya’ wa Tabaqat al-Asfiya’ adalah ad-Dailamy. Beliau merupakan ulama yang hidup di bagian Timur Islam, yang pada masa hidupnya pernah disalib dan ditawan oleh tentara Romawi. Beliau juga satu diantara para ulama yang dicintai oleh Allah Swt.
Abu Nu’aim al-Asfahani sendiri dalam Hilyatul Auliya’nya sebatas menyebutkan kisah unik tentang ad-Dailamy tanpa menyebutkan secara detail riwayat kehidupannya. Tapi dalam kitabnya tersebut, Abu Nu’aim al-Asfahani memasukkan nama ad-Dailamy pada pembahasan orang-orang yang hidup di daerah Timur Islam. Dan pernah hidup kesulitan pada saat terjadi kemarau.
Dalam hal ini, Abu Nu’aim al-Asfahani mengambil cerita dari Abdullah bin Muhammad, Muhammad bin al-Hasan al-Halabi, dan Muhammad bin al-Mubarrak ash-Shuri, bahwasanya pernah mendengar Walid bin Muslim berkata tentang kaum Muslim yang berperang dengan orang-orang Romawi.
Saat terjadi perang antara kaum Muslimin dengan tentara Romawi tersebut. Ad-Dailamy ikut andil di dalamnya. Akan tetapi, orang-orang Romawi berhasil menawan ad-Dailamy yang ikut berperang melawan mereka. Ad-dailamy pun tertangkap dan dibawa oleh orang-orang Romawi. Beliau kemudian ditawan dan disalib oleh mereka.
Ketika kaum muslimin melihat ad-Dailamy disalib oleh orang-orang Romawi, mereka membawa berbagai bawaan ke Romawi. Mereka kemudian membawa sebuah kendaraan untuk membawa ad-Dailamy. Setelah berhasil membawa ad-Dailamy, mereka menurunkannya di sebuah tempat.
Ad-Dailamy kemudian berkata kepada orang-orang muslim yang membawanya, “berilah aku air. Aku akan menyirami tubuhku.” Mendengar perkataan yang keluar dari ad-Dailamy tersebut, mereka pun heran. Habis ditawan dan disalib oleh tentara Romawi, kok malah meminta diberi air untuk menyiram tubuhnya.
Karena penasaran, mereka kemudian bertanya kepada ad-Dailamy, “Kenapa kamu mau menyirami tubuhmu?”
Ad-Dailamy lalu menjawab, “Aku junub. Karena ketika mereka menyalibku, aku mengantuk. Aku pun akhirnya tertidur dan bermimpi, di mana dalam mimpi tersebut diriku seakan-akan berada di sebuah sungai. Di sungai tersebut terdapat beberapa gadis. Lantas aku menyentuh salah satu di antara mereka, kemudian menyetubuhinya. Hingga kemudian aku mimpi basah.”
Dengan mimpinya tersebut, bisa jadi ad-Dailamy ketika sedang disalib dan disiksa oleh orang-orang Romawi tidak merasakan kesakitan. Justru, beliau malah merasakan kenikmatan mimpinya yaitu bersetubuh dengan seorang gadis yang ada di sungai yang ada dalam mimpinya tersebut.
Apa yang dialami oleh ad-Dailamy bisa jadi wujud kecintaan Allah Swt kepada para hamba-Nya yang shalih, saat mendapatkan cobaan berupa siksaan dari manusia yang memusuhinya namun tidak merasakan sakit. Justru yang ada adalah biasa-biasa saja, karena dalam keadaan tidak sadar dan membayangkan hal yang lainnya.
Dari kisah di atas juga menunjukkan sebuah pesan tersirat bahwasanya ketika seseorang junub, entah itu habis berhubungan badan, mimpi basah atau keluar mani karena berbagai hal, maka sesegera mungkin untuk membersihkan diri atau bersesuci dari hadas besar tersebut. Sebagaimana ad-Dailamy, yang menyirami tubuhnya dengan air karena habis mimpi berhubungan badan. Namun jika tidak memungkinkan untuk segera melakukan bersesuci dari hadas besar tersebut, maka sesegeralah mencuci kemaluannya dan disunnahkan untuk melakukan wudhu.
Sebagai dzat yang maha melindungi makhluk-Nya, Allah Swt mempunyai cara tersendiri untuk mewujudkan hal tersebut. Termasuk ketika hamba-hamba-Nya yang selalu beribadah dan cinta kepada-Nya mendapatkan sebuah cobaan dan siksaan dari musuh-musuhnya.