Kata Syifa’ (kesembuhan) disebut sebanyak empat kali dalam Al-Qur’an. Tiga kali menyebut Al-Qur’an sebagai penyembuh, dan sekali menyebut madu.
3 ayat yang menyebut Al-Qur’an sebagai penyembuh adalah :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS.Yunus:57)
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِين
“Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS.al-Isra’:82)
قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ
Katakanlah: “Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin.” (QS.Fussilat:44)
Dan satu ayat yang menyebut madu sebagai penyembuh adalah :
يَخْرُجُ مِنْ بُطُونِهَا شَرَابٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ لِلنَّاسِ
“Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.” (QS.an-Nahl:69)
Apabila dikaji lebih dalam, kira-kira apa rahasia dibalik penyebutan Al-Qur’an sebagai penyembuh sebanyak tiga kali sementara madu hanya sekali?
Setidaknya ada beberapa pelajaran yang dapat kita ambil :
1. Ayat-ayat diatas mengisyaratkan bahwa 75% kesembuhan itu ada dalam Al-Qur’an sementara 25% ada pada madu yang menjadi simbol dari obat.
2.Allah tidak mensifati Alquran dengan kata dawa’ (obat) tapi dengan kata syifa’ (kesembuhan).
Karena obat belum tentu bisa menyembuhakan, tapi “syifa’ ” adalah kesembuhan.
3. Ada dua ayat lain dalam Al-Qur’an yang menyebut kata “kesembuhan” dalam bentuk yang lain. Dua ayat ini menjelaskan bahwa kesembuhan itu hanya dari Allah.
وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ
“Dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkanku.” (QS.ash-Shuara:80)
وَيَشْفِ صُدُورَ قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ
“Dan Dia menyembuhkan hati orang-orang yang beriman.” (QS.at-Taubah:42)
Jika digabungkan ada 6 kata “kesembuhan” dalam Al-Qur’an. 3 kata untuk Al-Qur’an, 1 kata untuk madu dan dua kata menjelaskan bahwa Allah lah yang menyembuhkan.
Maka hal ini menjelaskan bahwa Allah adalah pemberi kesembuhan yang sebenarnya. Semua kesembuhan berada ditangan-Nya.
Teringat kisah Nabi Musa as bersama seorang lelaki yang sedang kesakitan. Lelaki itu merasakan sakit di perutnya hingga terpontang-panting kesana kemari. Lalu Nabi Musa berdoa kepada Allah untuk meminta petunjuk.
Datanglah petunjuk dari Allah untuk mengambil tumbuhan tertentu untuk direbus dan diminumkan airnya. Tak berapa lama lelaki itu sembuh dan tak merasakan sakit lagi.
Beberapa bulan kemudian, ada orang lain yang mengalami sakit yang sama dengan orang sebelumnya. Nabi Musa pun segera membuat ramuan yang dulu diberikan untuk mengobati sakitnya. Sekali, dua kali hingga tiga kali ramuan itu tidak memberikan efek apa-apa.
Nabi Musa bertanya kepada Allah, “Ya Allah, penyakit yang sama dengan obat yang sama. Namun mengapa yang kedua tidak sembuh?”
Allah menjawab, “Karena yang pertama atas perintah-Ku dan yg ke dua belum ada perintahku.”
Maka wajib bagi kita untuk mengikuti sunnatullah dengan berobat kepada dokter, namun ingatlah Allah terlebih dahulu sebelum berobat kepada dokter.
Ingat selalu bahwa dokter hanya perantara sementara kesembuhan berada ditangan-Nya.
*Bisa juga dibaca di sini