Israel Langgar Perjanjian Gencatan Senjata, 11 Warga Lebanon Tewas Jadi Korban

Israel Langgar Perjanjian Gencatan Senjata, 11 Warga Lebanon Tewas Jadi Korban

Israel Langgar Perjanjian Gencatan Senjata, 11 Warga Lebanon Tewas Jadi Korban
sumber/detik.com

LEBANON, ISLAMI.CO – Perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Lebanon di ambang pintu kehancuran. Pasukan militer Israel diduga meluncurkan serangan dan menewaskan 11 orang, termasuk seorang perwira keamanan negara.

Dilansir dari Al-Jazeera pada Senin (3/12/2024), pasukan Hizbullah mengatakan pelanggaran negeri Benyamin Netanyahu itu terhadap gencatan senjata mulai berlaku sejak hari Rabu waktu setempat.

Daerah itu meliputi serangan udara di seluruh Lebanon, penembakan warga sipil  dan menerbangkan pesawat dan jet di atas ibu kota, Beirut.

Pasukan Hizbullah membalas dengan serangan peringatan sebagai tanggapan atas pelanggaran gencatan senjata Israel yang dilakukan. Kejadian pelanggaran ini disebut sudah berulang kali terjadi.

Namun, langkah pasukan Hizbullah tampaknya tidak mencegah militer Israel meluncurkan serangan. Malah Israel melakukan beberapa serangan udara sebagai tanggapan serangan peringatan dari pemerintah setempat.

Baca juga : Kisah Pilu Warga Gaza, dari Rumah Dihancurkan Hingga Banjir, Kedinginan dan Keluarga Meninggal

Akibat serangan udara tersebut, Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan serangan itu menewaskan lima orang di Haris dan empat orang di Talloussah, wilayah selatan perbatasan dengan Palestina tersebut.

Juru bicara parlemen, Nabih Berri, menuduh Israel melanggar gencatan senjata lebih dari 50 kali dalam beberapa hari terakhir.

“Semua kegiatan ini merupakan pelanggaran mencolok terhadap perjanjian gencatan senjata,” tegasnya.

Selain itu, mereka juga melancarkan serangan udara, menghancurkan rumah-rumah di dekat perbatasan, dan melanggar wilayah udara mereka.

Akibat serangan udara tersebut Kementerian Kesehatan setempat mengatakan serangan itu menewaskan lima orang di Haris dan empat orang di Talloussah di Lebanon Selatan.

Hal disebut-sebut sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap gencatan senjata yang sudah disepakati sebelumnya. Padahal sebelumnya diberitakan kehidupan di Lebanon mulai pulih setelah gencatan senjata.