Sebagai Rasul, dakwah Nabi Muhammad selalu diliputi berbagai ancaman dan kegagalan. Bahkan Rasul pernah diancam akan dibunuh jika tetap melanjutkan dakwahnya. Namun untungnya, Rasulullah Saw tidak sendirian.
Ada sahabat-sahabat terbaik yang senantiasa menemaninya kala sedih dan susah. Sebelum memiliki beberapa sahabat, ada satu sahabat yang bisa dikatakan sebagai murid (santri) pertama Rasulullah Saw dan sangat loyal kepada Nabi.
Beberapa pendapat ulama yang dikutip oleh Imam as-Suyuthi dalam tarikh khulafa menyebutkan bahwa Abu Bakar adalah orang yang pertama kali masuk Islam sekaligus menjadi santri atau sahabat pertama Rasulullah Saw.
Sahabat sendiri merupakan sebutan yang didefinisikan oleh ulama hadis untuk orang-orang yang secara langsung bertemu dengan Rasulullah Saw, beriman dan masuk Islam serta wafat dalam keadaan Islam.
Ibnu Abbas, salah satu sahabat muda ketika ditanya perihal siapakah sahabat yang pertama kali masuk Islam, beliau dengan tegas menjawab: Abu Bakar.
Beberapa pendapat mengatakan bahwa bukan Abu Bakar, melainkan Ali bin Abi Thalib. Namun hal ini dibantah oleh Maimun bin Mahran yang mengatakan bahwa Nabi telah bersahabat dengan Abu Bakar ketika bertemu dengan Bukhaira, seorang Rahib Yahudi. Bahkan Abu Bakar lah yang menikahkan Muhammad dengan Khadijah. Dan pada saat itu, Ali belum dilahirkan.
Hal ini menunjukkan bahwa Abu Bakar telah bersama Nabi sebelum ia diutus menjadi nabi. Walaupun ada pendapat yang mengatakan bahwa yang pertama kali masuk Islam adalah lima orang selain Abu Bakar, namun dalam pendapat tersebut juga disebutkan bahwa Abu Bakar lah yang paling baik keislamannya.
Tidak hanya santri pertama, Abu Bakar juga disebut oleh Zaid bin Arqam sebagai orang yang pertama kali melakukan shalat bersama Rasulullah Saw. Dan dia lah sahabat yang dipertama ditunjuk menggantikan Nabi mengimami shalat jamaah.
Ibnu Abbas juga meriwayatkan sebuah hadis bahwa orang yang pertama kali menerima dakwah Rasul adalah ayahnya Ali, yakni Abu Thalib. Akan tetapi ia menolak dakwah Nabi. Sedangkan Abu Bakar, tanpa Rasul mengajaknya, ia terlebih dahulu masuk Islam dan konsisten dengan keislamannya.
Bahkan ketika Nabi menyampaikan sebuah ayat “Ya ayyuhan naasu, inni rasulullahi ilaikum jamian”, hanya Abu Bakarlah satu-satunya orang saat itu yang membenarkan kaul Nabi Saw.
Abu Bakar kami sebut sebagai santri pertama Nabi Saw karena dia lah orang yang pertama masuk Islam (berdasarkan beberapa pendapat ulama) serta orang sering bersama Nabi dibanding sahabat-sahabat yang lain, mulai dari pertama kali masuk Islam hingga akhir hayatnya.
Ketika Nabi di rumah maupun dalam perjalanan, Abu Bakar tak pernah luput berada di samping Nabi Saw. Tentunya dengan seringnya mendampingi Nabi, Abu Bakar akan menyaksikan semua hal yang disaksikan Nabi dan tentunya akan lebih sering berinteraksi dengan Nabi, lebih-lebih terkait ajaran agama yang disampaikan. Bahkan bisa jadi ada beberapa hadis yang hanya diketahui oleh Abu Bakar saja.
Bahkan secara khusus, kisah Abu Bakar dan Nabi Saw ketika berada di gua Tsur diapresiasi oleh al-Quran dengan mencantumkannya dalam sebuah ayat al-Quran (Q.S. At-Taubah:40). Dalam ayat tersebut, Abu Bakar lah sahabat yang menenangkan Nabi agar tidak bersedih.
“la tahzan, innallaha ma’ana!” (Jangan bersedih wahai Rasul, karena Allah senantiasa bersama kita). Tutur Abu Bakar menenangkan.
Sebagaimana seorang santri yang selalu sendiko dawuh atau saman wa thaatan atas perintah kyai serta senantiasa menemani kyai. Abu Bakar juga mempercayai Nabi lebih dari siapapun. Sebaliknya, Nabi juga sangat mempercayainya, sebagaimana seorang kyai yang sangat percaya kepada santri kesayanganya.
Wallahu A’lam