Salah seorang Ustaz Akhir Zaman, sebut saja URB, kembali berulah dengan praktik cocokologinya. Dalam sebuah ceramah pada awal Oktober lalu, ia mengaithubungkan satu peristiwa dengan peristiwa lain untuk mendukung pandangannya bahwa 2024 adalah tahun penentuan bagi umat Islam.
Di Pintu Gerbang Kiamat
URB meyakini bahwa saat ini umat manusia sedang berada di pintu gerbang kiamat. Keyakinan itu ia sandarkan pada sebuah hadis riwayat Abu Hurairah sebagai berikut:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((سيأتي على الناس سنوات خدّعات، يُصَدق فيها الكاذب ويُكذَّب فيها الصادق، ويُؤتمن فيها الخائن ويُخوَّن فيها الأمين، وينطق فيها الرويبضة))، قيل وما الرويبضة يا رسول الله؟ قال: الرجل التافه يتكلم في أمر العامة”
Artinya, Rasulullah saw. bersabda: “Akan datang pada manusia tahun-tahun penuh dusta, pendusta dipercaya, orang yang jujur didustakan, amanat diberikan kepada pengkhianat, orang yang jujur dikhianati, dan Ruwaibidhah ikut berbicara.” Dikatakan, “apakah Ruwaibidhah itu, ya Rasul?” Beliau saw. menjawab: orang-orang bodoh yang mengurusi perkara umum” (HR. Ibn Majah).
Oleh URB, peringatan dalam hadis ini ia maknai dalam konteks ruang dan waktu yang lebih spesifik, yakni kondisi sosial-politik bangsa Indonesia saat ini. Di tahun-tahun penuh dusta inilah umat Islam mesti teguh berjuang untuk memenangkan yang haq atas yang bathil.
Kedatangan Sang Mujadid
URB meyakini bahwa sebelum hari kiamat terjadi, Allah akan kembali membangkitkan Islam untuk terakhir kalinya. Saat kebangkitan itu, umat Islam akan dipimpin oleh Imam Mahdi. Saat itulah dunia akan dipenuhi dengan keadilan dan kesejahteraan. “Ketika beliau datang, berarti dunia akan aman sejahtera. Dan itulah aman dunia yang terakhir. Sesungguhnya keamanan kita sudah dekat. Amin,” kata dia.
Seberapa dekat peristiwa kebangkitan Islam itu akan terjadi? Menurut URB, salah satu ciri kedatangan Imam Mahdi adalah ketika Masjid Al-Aqsha dilumuri darah. Penyerangan yang dilakukan oleh pasukan Hamas saat ini, oleh karenanya, boleh jadi adalah yang terakhir kalinya. Pandangan URB ini tidak jauh beda dengan sebagian kalangan yang berpendapat bahwa jika Palestina merdeka, maka kiamat akan segera terjadi.
URB sangat yakin bahwa kebangkitan Islam sudah ada di depan mata. Lagi-lagi, ia mengaitkan peristiwa kebangkitan itu dengan sebuah hadis. Kali ini, ia mengutip hadis yang menyebut bahwa Allah akan mengutus seorang mujadid tiap seratus tahun.
إنَّ اللهَ يَبْعَثُ لِهذهِ الأُمَّةِ عَلَى رَأْسِ كُلِّ مِائَةِ سَنَةٍ مَنْ يُجَدِّدُ لَهَا دِيْنَهَا
Artinya, “Sesungguhnya Allah mengutus untuk umat ini pada setiap penghujung seratus tahun seseorang yang memperbarui agamanya” (HR. Abu Daud).
Hadis ini lalu ia kaithubungkan dengan peristiwa keruntuhan Turki Utsmani pada 3 Maret 1924. Namun, alih-alih mengaitkannya dengan kedatangan Imam Mahdi, URB malah menghubungkannya dengan gelaran Pilpres 2024 di Indonesia.
“Andaikata angka 1924 kita ambil, lalu tambah 100, berapa hasilnya? […] Kalau 2024 hasil hitungan kita, berarti berapa lama lagi? Sebentar lagi. Berarti ini isyarat kita punya presiden baru yang saleh, yang takwa, yang pintar, yang cinta pada rakyatnya dan dicintai rakyatnya. Allahu Akbar!” Pernyataan URB itu bersambut takbir meriah dari para jamaah.
Pertanyaannya adalah, atas dasar apa URB menjadikan peristiwa keruntuhan Turki Utsmani pada 1924 itu sebagai tolok ukur hitungan masa 100 tahun? Pun demikian, bagaimana mungkin URB dengan enteng mengaitkan diutusnya seorang mujadid, sosok pembaharu agama, dengan momentum politik di suatu negara?
Apa yang dilakukan URB dengan mengaithubungkan narasi hadis dengan kondisi sosial-politik bangsa Indonesia, khususnya Pilpres, sebenarnya bukan kali pertama terjadi. Boleh dibilang, ia adalah ustaz “spesialis” Pilpres. Tahun 2019, ia juga melakukan hal serupa. Hal yang membedakan antara 2019 dan 2024 adalah arah keberpihakan politiknya.
Saat Pilpres 2019, URB jelas-jelas mendukung pasangan Prabowo-Sandi menjadi Presiden RI. Sementara dalam gelaran Pilpres 2024 nanti, meskipun Prabowo masih menjadi bakal calon Presiden RI, URB berpindah haluan mendukung pasangan Anies-Muhaimin.
Hal yang membuat URB begitu getol membawa-bawa Indonesia di dalam peristiwa besar akhir zaman adalah keyakinannya bahwa Indonesia merupakan titik kebangkitan Islam akhir zaman. Di videonya yang lain ia bahkan berharap HRS menjadi satu di antara tujuh ulama yang akan membaiat Imam Mahdi.
Cocokologi kok Dipercaya?
Yang dilakukan URB sebenarnya tidak lebih dari praktik cocokologi. Meskipun, tentu saja, ia menolak mentah-mentah tuduhan tersebut. URB selalu membalut ceramahnya dengan pernyataan bahwa siapa saja yang tidak percaya dengan datangnya Imam Mahdi, maka imannya perlu dipertanyakan.
Selain itu, nampaknya URB juga paham betul dengan psikologi jamaahnya. Dengan pemahaman ini, ia membawa pesan harapan kepada “orang-orang kalah” tentang datangnya sesosok Ratu Adil, sang Mesias, yang akan mengeluarkan mereka dari jurang kepedihan dan nestapa menuju kehidupan yang adil dan sejahtera.
Sayang sekali, setelah beberapa kali cocokologinya gagal terbukti, masih banyak umat Islam yang percaya dengan apa yang ia sampaikan. lho kok bisa?!