Kemenag menghimbau kepada muslim di daerah yang dapat melihat terjadinya gerhana cincin dan aman dari covid-19 untuk melakukan shalat gerhana matahari cincin. Lalu bagaimana dengan daerah yang bisa melihat tapi tidak aman dari covid-19, bolehkah mereka melakukan shalat gerhana matahari cincin sendirian di rumah, agar aman dan dapat melakukan physical distancing?
Imam an-Nawawi dalam al-Majmu’ Syarh Muhadzzab menjelaskan bahwa shalat gerhana, baik bulan maupun matahari, bisa dilaksanakan sendirian, tanpa jamaah. Karena khutbah hanya merupakan sunnah, bukan syarat sah.
حَدِيثُ عَائِشَةَ رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ وَاتَّفَقَتْ نُصُوصُ الشَّافِعِيِّ وَالْأَصْحَابِ عَلَى اسْتِحْبَابِ خُطْبَتَيْنِ بَعْدَ صَلَاةِ الْكُسُوفِ وَهُمَا سُنَّةٌ لَيْسَا شَرْطًا لِصِحَّةِ الصَّلَاةِ قَالَ أَصْحَابُنَا وَصِفَتُهُمَا كَخُطْبَتَيْ الْجُمُعَةِ فِي الْأَرْكَانِ وَالشُّرُوطِ وَغَيْرِهِمَا سَوَاءٌ صَلَّاهَا جَمَاعَةٌ فِي مِصْرٍ أَوْ قَرْيَةٍ أَوْ صَلَّاهَا الْمُسَافِرُونَ فِي الصَّحْرَاءِ وَأَهْلُ الْبَادِيَةِ وَلَا يَخْطُبُ مَنْ صَلَّاهَا مُنْفَرِدًا
“Hadis Aisyah yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim serta ketetapan Imam as-Syafii dan para pengikutnya telah bersepakat atas kesunnahan dua khutbah setelah shalat gerhana. Dua khutbah tersebut hanyalah sunnah, bukan menjadi syarat sahnya shalat. Dua khutbah ini sama dengan khutbah Jumat dalam rukun, syarat dan selainnya, baik dilaksanakan berjamaah di kota besar maupun di desa, atau musafir di padang pasir maupun di perkampungan. Sedangkan orang yang shalat sendirian tidak perlu melakukan khutbah.”
Dari pendapat Imam an-Nawawi tersebut bisa disimpulkan bahwa khutbah bukanlah menjadi syarat sah shalat, sehingga orang yang melakukan shalat sendirian tidak perlu berkhutbah ataupun mendengarkan khutbah.
Lalu bagaimana tata cara shalatnya, jika shalat gerhana tersebut dilakukan sendirian?
Berikut tata cara mudah Shalat Gerhana Matahari Cincin 2020 di Rumah
- Niat dalam hati seraya mengucap takbir ketika takbiratul ihram:
- أُصَلِّي سُنَّةَ الكسُوفِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامً/مَأمُومًا لله تَعَالَى
- Ushallî sunnatal kusûfi rak‘ataini imâman/makmûman lillâhi ta‘âlâ (Saya shalat sunah gerhana matahari dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah SWT).
- Baca taawudz dan Surat Al-Fatihah.
- Membaca surat yang agak panjang, dianjurkan dengan membaca surat Al-Baqarah.
- Rukuk agak lama sambil membaca Subhana rabbiyal adhimi wa bihamdih.
- Bangun dari ruku’ kemudian membaca Surat Al-Fatihah. Setelah itu baca Surat panjang yang lain. Dianjurkan baca Ali Imran atau surat itu.
- Rukuk kembali dengan membaca tasbih, Subhana rabbiyal adhimi wa bihamdih.
- I’tidal. Membaca doa i’tidal.
- Sujud yang lama dengan membaca tasbih berikut, Subhana rabbiyal a’la wa bihamdih
- Duduk di antara dua sujud
- Sujud kedua dengan membaca tasbih selama rukuk kedua.
- Duduk istirahat atau duduk sejenak sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua.
- Bangkit dari duduk, lalu mengerjakan rakaat kedua dengan gerakan yang sama dengan rakaat pertama, hingga sujud, dan duduk tahiyat akhir.
- Salam.
- Tanpa melakukan khutbah.
Wallahu A’lam