Allah menciptakan bumi beserta isinya untuk memenuhi kebutuhan manusia. Tanpa alam manusia tidak akan mampu bertahan hidup. Seluruh yang ada di bumi ini diciptakan Tuhan supaya manusia bisa bertahan hidup dan melangsungkan kehidupan di dunia ini. Tugas manusia berikutnya adalah menjaga alam semesta dan tidak merusak isinya.
Di antara cara menjaga alam ialah memanfaatkannya sesuai dengan kebutuhan, tidak serakah, boros, dan berlebihan. Bagaimanapun alam juga memiliki keterbatasan. Kalau manusia mengonsumsinya secara berlebihan, seperti air misalnya, persediannya juga lama-lama akan berkurang.
Islam sangat melarang pemeluknya untuk berlebih-lebihan dalam mengonsumsi apapun. Apalagi materi yang memiliki keterbatasan. Orang yang boros ditamsilkan al-Qur’an seperti saudara setan. Ini menunjukkan betapa hina dan dibencinya orang yang boros. Allah berfirman, “Sesungguhnya pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat inkar kepada Tuhannya.” (QS: Al-Isra’ ayat 27).
Boros di dalam Islam sebenarnya tidak hanya berkaitan dengan urusan dunia, tetapi Nabi Muhammad juga melarang umatnya berlebihan di dalam Ibadah. Misalnya penggunaan air, yang dilarang bukan hanya berlebihan dalam menggunakan air untuk kebutuhan sehari-hari, tetapi juga berlebihan dalam memakai air untuk urusan ibadah.
Makanya, Rasulullah melarang umatnya berlebihan dalam wudhu. Dalam sebuah hadis dikisahkan, Nabi Muahammad SAW melewati Sa’ad dan ketika itu ia sedang wudlu, maka Rasulullah saw berkata, “Kenapa engkau Israf?” ia menjawab, “Apakah dalam masalah wudlu ada israf?” kemudian Nabi SAW bersabda, “Ya! Sekalipun engkau berada di sungai (air) yang mengalir. (HR: Ibnu Majah).
Hadis ini menunjukan agar manusia seharusnya hidup secara sederhana dan tidak berlebihan dalam menggunakan sumber daya alam. Apalagi saat ini, banyak daerah yang dilanda krisis lingkungan. Bahkan di sebagian daerah, sudah termasuk benda yang langka yang sulit didapatkan. Oleh sebab itu, umat Islam diminta untuk senantiasa hemat dan tidak boros, walaupun dalam konteks ibadah sekalipun.