Riset Strategi Komunikasi Digital untuk Pencegahan Ekstremisme Digital: 8 dari 10 OMS Tak Punya Roadmap

Riset Strategi Komunikasi Digital untuk Pencegahan Ekstremisme Digital: 8 dari 10 OMS Tak Punya Roadmap

Peace Generation Indonesia (PeaceGen) meluncurkan hasil riset yang diberi nama “K-Hub PCVE Outlook #4: Strategi Komunikasi Digital Tangkal Paham Radikal”.

Riset Strategi Komunikasi Digital untuk Pencegahan Ekstremisme Digital: 8 dari 10 OMS Tak Punya Roadmap

Bandung, Islami.co – Peace Generation Indonesia (PeaceGen) meluncurkan hasil riset tentang strategi komunikasi digital organisasi masyarakat sipil (OMS) di Indonesia dalam upaya mencegah dan menanggulangi ekstremisme berbasis online pada Sabtu (9/11) di Auditorium IPTEK, Institut Teknologi Bandung.

Hasil riset ini diberi nama “K-Hub PCVE Outlook #4: Strategi Komunikasi Digital Tangkal Paham Radikal”. Kehadiran K-Hub PCVE Outlook #4 ini bertujuan untuk memetakan praktik-praktik baik, tantangan, kesenjangan, serta peluang dan proyeksi pengembangan OMS PCVE (Preventing and Countering Violent Extremism) dalam hal strategi komunikasi digital di masa mendatang.

Sebagai informasi, Outlook adalah kompilasi hasil riset, rekomendasi, dan proyeksi tren di sektor pencegahan dan penanggulangan ekstremisme kekerasan. Kompilasi ini disusun oleh tim PeaceGen berkolaborasi dengan peneliti dan organisasi mitra K-Hub.

Diketuai oleh Noor Huda Ismail dari Yayasan Prasasti Perdamaian, penelitian ini merekam lanskap strategi komunikasi digital dari 35 OMS PCVE di Indonesia. Adapun teori yang menjadi acuan adalah Kuadran Pendekatan Komunikasi PCVE dari Tio dan Kruber (2022).

Menurut teori tersebut, pendekatan komunikasi PCVE dapat dibagi menjadi empat, yaitu alternatif positif, berpikir positif, kontra narasi, dan intervensi perbaikan.

Temuan dari riset menunjukkan pendekatan alternatif positif digunakan oleh 85,71% dari seluruh OMS. Dengan kata lain, 9 dari 10 OMS menggunakan pendekatan ini.

Sementara itu, pendekatan berpikir kritis digunakan oleh 71,43% OMS, pendekatan kontra-narasi digunakan oleh 80% OMS, dan pendekatan intervensi perbaikan digunakan oleh 42,86% OMS.

Terkait tantangan, riset ini menemukan adanya sejumlah tantangan strategi komunikasi digital yang dihadapi oleh OMS. Tantangan terbesar adalah pengembangan strategi komunikasi dan pengelolaan konten (40,9%).

Disusul keterbatasan SDM (36,4%), keterbatasan anggaran, biaya, dan dukungan finansial (9,1%), engagement dan pengaruh digital (6,85), serta pengelolaan informasi dan data (6,8%).

Tantangan yang berupa pengembangan strategi komunikasi dan pengelolaan konten itu mencakup kesulitan dalam mengelola konten yang relevan, respon terhadap isu, konsistensi strategi komunikasi, serta pengukuran dampak konten.

Pada temuan kunci disebutkan bahwa 8 dari 10 OMS tidak memiliki roadmap strategi komunikasi. Selain itu, 4 dari 10 OMS tidak memiliki divisi strategi komunikasi, dan 2 dari 35 OMS tidak menjalankan strategi komunikasi apapun.

Peluncuran “K-Hub PCVE Outlook #4: Strategi Komunikasi Digital Tangkal Paham Radikal” menjadi salah satu rangkaian acara Peacetival Vol 7.

Selain itu, acara yang bertajuk “Dari Keberagaman, Kita Rajut Perdamaian” ini juga dimeriahkan sejumlah kegiatan lain, seperti Present the Peace, Film the Peace, Perform the Peace, dan Game for the Peace.