Tiap kali mendengar kata museum atau pameran sejarah, kita membayangkan akan menyaksikan sajian artefak kuno dan barang peninggalan dari berabad-abad lalu. Akan tetapi tidak demikian dengan Pameran Internasional Sirah Nabi Muhammad Saw. di Rabat, Maroko. Pameran ini berhasil membawa kita mengikuti Sirah Nabi Saw. dengan cara dan media yang tidak terbayangkan sebelumnya.
Pameran ini menjadi amat penting bagi negara Maroko. Betapa tidak, Putra Mahkota Kerajaan Maroko, Pangeran Moulay Hassan, hadir langsung untuk membuka pameran dan museum tersebut. Pameran dan museum ini digelar oleh Salam Fairs sebagai cabang pertama dari Museum Sirah Nabi di Madinah al-Munawwarah. Pameran ini bertempat di gedung kantor pusat Islamic World Educational, Scientific, and Cultural Organization (ICESCO) yang berada di Jalan al-Jaisy al-Malikiy, Rabat Maroko.
Mengusung tagar #السيرة ـكأنّك ـتعيشها (Sirah Nabi seakan-akan kamu hidup di masanya), pameran ini memberi pengalaman unik dan langka yang jarang kita dapatkan di pameran atau museum biasanya. Tidak seperti yang saya duga, pameran ini bukan menampilkan artefak kuno atau pernik barang bersejarah yang berusia ratusan atau ribuan tahun dari masa Nabi Muhammad Saw.
كما اطّلع الأمير الحسن، على أروقة المعرض وأجنحته، ومعرض الحُجرات الشريفة، وقسم أعظم منبر، مشمولاً بما تضمنه المتحف من مجسمات وأطالس، وموسوعات علمية محكّمة.#السيرة_كأنك_تعيشها pic.twitter.com/Za5lYbjdTr
— المتحف الدولي للسيرة النبوية (@SalamForFairs) November 17, 2022
Pameran ini justru hadir dengan teknologi yang futuristik dan sangat hidup. Sesuai tagar yang dibawa, pameran ini membawa kita ‘berkunjung’ pada suasana, pengalaman, dan rekonstruksi suasana masa hidup sahabat dan Nabi Muhammad Saw. melalui sarana mausu’ah-mausu’ah (ensiklopedia) digital, miniatur, dan video. Pada beberapa sisi, apa yang mereka sajikan betul-betul mengubah bayangan saya tentang lingkungan dan suasana tempat bersejarah yang selama ini saya dapatkan dari teks kitab-kitab tarikh, buku sejarah, maupun penjelasan guru di sekolah.
Sejak awal masuk gedung, kita langsung disajikan karya-karya kaligrafi hadis nabi yang juga dibuat cantik dengan penggambaran makna hadisnya. Di bagian keliling ruang pertama juga ada hiasan kaligrafi tiga dimensi beberapa nama Nabi dan ilustrasi sebagian kisahnya. Semisal kaligrafi nama Nabi Muhammad Saw. yang diilustrasikan dengan Jabal Nur tempat Nabi Saw. menerima wahyu pertama. Begitu juga Nabi Ibrahim As. dan ilustrasi Maqam Ibrahim. Ruangan ini juga dilengkapi dengan miniatur Ka’bah pada masa nabi dan suasana di sekitarnya.
Masuk ke ruang kedua, sebagaimana dijelaskan oleh pemandu tur di sana, kita disambut oleh suasana Makkah pada masa nabi. Dilengkapi dengan hembus angin beraroma wangi-wangian kurma. Sebagai ruangan paling besar, ruangan ini dilengkapi miniatur kamar Nabi Saw. dan replika barang-barang bahkan baju perang pada masa itu. Di sekeliling tembok ruangan ini, terdapat sejumlah media interaktif layar sentuh digital yang berisi informasi-informasi tentang Nabi Muhammad Saw. dari mulai nama-nama beliau dalam hadis dan al-Quran, keutamaan keluarga nabi, sifat-sifat beliau, cara beliau mengajar, dan lain sebagainya. Ada juga layar digital yang berisi informasi-informasi nama tempat bersejarah yang disinkronisasikan posisinya dengan peta masa kini.
Bagian terbaik di ruangan ini, menurut saya, ada di tengahnya. Di situ terdapat miniatur kota Makkah dan Madinah. Miniatur ini bukan miniatur biasa. Yang disajikan oleh miniatur ini adalah kondisi atau denah kota Mekah dan Madinah pada masa Nabi Saw. dan para sahabat. Belum lagi, dua miniatur ini dilengkapi lampu-lampu yang bisa menunjukkan posisi masjid, rumah para sahabat Nabi Saw. dan tempat berkaitan lainnya. Sayangnya, di ruangan kedua dan seterusnya, para pengunjung dilarang mengambil foto.
Ruangan ketiga dikhususkan sebagai aula sinema. Ruang ini berisi layar besar yang menggambarkan suasana kota Makkah dan Madinah lewat video ilustrasi. Di bagian temboknya dipamerkan hologram-hologram barang yang ada pada masa tersebut. Dari mulai alat makan sampai peralatan perang. Di ruangan kecil setelahnya, terdapat replika mimbar yang dulu digunakan oleh Nabi Saw. dan sekarang dibuat menyerupai ukuran aslinya.
Ruangan terakhir bisa saya sebut sebagai ruangan paling keren di pameran ini. Ruangan ini dibangun dengan layar di keempat sisinya. Layar tersebut kemudian menggambarkan kondisi sekitar rumah Nabi Saw. Jelasnya, ruangan ini diharapkan membuat pengunjung merasa masuk dan berada di sana. Tidak berhenti di situ, video yang ditampilkan juga menjelaskan rumah Nabi Muhammad Saw. dari masa dulu, tempat beliau dimakamkan, kemudian perkembangannya di masa kekhilafahan sampai pada masa kini jadi Masjid Nabawi dan Raudhah.
Sebagai pameran sejarah yang kredibel, penjelasan-penjelasan dari semua informasi di situ disampaikan juga oleh pemandu yang merupakan ahli di bidang terkait. Ditegaskan juga, bahwa semua informasi yang disajikan berdasar rujukan dalil dan dasar baik dari hadis maupun al-Quran. Spesialnya lagi, pameran Sirah Nabi Saw. ini dilengkapi satu ruangan yang menyajikan bentuk-bentuk cinta rakyat Maghribi pada Kanjeng Nabi Muhammad Saw. Bentuk cinta mereka beragam dan dituangkan lewat cara yang beragam pula. Seperti lewat kaligrafi, karya-karya sholawat, cetakan koin, tulisan dalam kitab-kitab, bahkan yang terpahat abadi sebagai hiasan pada bangunan.
Semakin jelas lagi di sini, cara kita mengingat Nabi Muhammad Saw. bisa beraneka, pun berbagai jalannya. Intinya satu: cinta. Pameran Sirah Nabi Muhammad Saw. di Salam Fairs, menurut saya, layak jadi tempat nomor wahid yang wajib masuk list kunjungan ketika Anda sekalian berkesempatan mengunjungi Madinah maupun Rabat, Maroko.
Shollu ‘alan Nabi Muhammad wa ‘ala aalih!