Abu Dis kota kecil palsetina di pinggiran Yerusalem ditawrkan sebagai ibukota Palestina yang baru. Hal ini diungkapkan oleh pemimpin Palestina Mahmoud Abbas. Namun ia tidak memperinci siapa yang menawarkan pemindahan terserbut. Namun dari beberapa sumber Palestina dan Lebanon, mengatakan bahwa rencana perdamaian yang diinisiatifi Amerika Serikat memang memasukkan Abu Dis sebagai ibu kota Palestina.
“Apa yang Anda mau jika Yerusalem lepas? Apa yang Anda mau untuk mendirikan negara dengan Abu Dis sebagai ibu kotanya?” kata Abbas retoris. “Itulah yang mereka sedang tawarkan kepada kita. Abu Dis,” ungkap Mahmoud Abbas dalam pertemuan di Dewan Sentral Palestina yang merupakan lembaga pengambil kebijaan kedua tertinggi dalam Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).
Abbas menambahkan bahwa ia menolak rencana perdamaian usulan AS itu “Kita bisa berkata tidak kepada siapa pun. Dan kita sekarang berkata tidak kepada Trump dan yang lainnya. Tidak, kita tidak akan menerima rancangan dia. Kita sudah katakan kepada dia kesepakatan abad ini adalah tamparan abad ini. Kita akan menolaknya,” ujarnya seperti dikutip kantor berita Antara. Sembari berkata “Kami adalah otoritas tanpa otoritas”, Abbas menyatakan Israel telah mengakhiri Perjanjian Oslo dan mendesak segera dibuat keputusan mengenai masa depan perjanjian itu.
Ia menegaskan lagi dukungannya kepada solusi dua negara. “Saya bersama dengan dua negara, berdasarkan legitimasi internasional dan Inisiatif Damai Arab, Negara Palestina dengan perbatasan 1967,” kata dia. Dia menambahkan Palestina siap bekerja dalam kerangka internasional untuk proses perdamaian. Abbas juga menyerukan “perlawanan semesta yang damai” terhadap pendudukan militer Israel. “Saya hanya mendukung protes damai. Percayalah, ini lebih kuat dan lebih efektif dibandingkan dengan cara apa pun.” Abbas pun akan segera mengunjungi Brussels, Moskow dan ibu kota-ibu kota lainnya demi mendesakkan kerangka internasional bagi proses perdamaian, namun Israel sejak lama menolak inisiatif multilateral semacam itu.