Shalat witir adalah shalat sunnah yang dilaksanakan pada malam hari tepatnya setelah shalat Isya’ dengan jumlah rakaat ganjil. Biasanya ketika ramadhan, shalat witir dilaksanakan setelah shalat tarawih.
Asal mula penamaan shalat witir diambil dari hadis Rasul yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar dalam Sahih Bukhari berikut ini:
قَالَ إِنَّ رَجُلًا قَالَ يَا رَسُولَ اللهِ كَيْفَ صَلَاةُ اللَّيْلِ قَالَ مَثْنَى مَثْنَى فَإِذَا خِفْتَ الصُّبْحَ فَأَوْتِرْ بِوَاحِدَةٍ
Ibnu Umar berkata, sungguh ada seorang laki-laki yang bertanya kepada Rasulullah Saw terkait tata cara shalat malam. Kemudian Rasul menjawab, dua rakaat-dua rakaat, jika sudah mendekati subuh maka ganjilkan dengan shalat satu rakaat.
Disebut witir berasal dari kata Autara yang berarti menjadikan ganjil. Anjuran untuk menjadikan ganjil shalat malam dengan menambahkan satu rakaat inilah yang akhirnya menjadi sebutan shalat ini sebagai shalat witir.
Maka dari itu, Rasulullah Saw melarang kita untuk melaksanakan dua witir dalam satu malam. Karena secara otomatis, shalat yang kita laksanakan tidak menjadi ganjil, karena sudah ditambah satu rakaat lagi. Sehingga jika ditotal jumlahnya akan menjadi genap.
Maka dari itu diperbolehkan melakukan shalat witir kembali pada pertengahan malam setelah shalat witir yang kita lakukan setelah shalat tarawih. Akan tetapi dengan rakaat genap, seperti dua atau empat rakaat. Dengan demikian bisa menjaga keganjilan shalat witir tersebut.
Terkait rakaat shalat witir, Rasulullah menganjurkan untuk tiga rakaat. Boleh juga dilaksanakan dengan lima, tujuh, sembilan, bahkan sebelas rakaat. Sedangkan paling sedikit adalah satu rakaat.
Adapun tata cara pelaksanaanya adalah dengan melakukan shalat dua rakaat-dua rakaat sebanyak yang diinginkan (bisa sampai sepuluh rakaat) dan ditutup dengan satu rakaat. Dan jika sudah melaksanakan witir setelah tarawih dan ingin melaksanakan witir kembali di pertengahan malam, maka tinggal menambah dengan rakaat yang genap.
Jika shalat witir dilaksanakan dengan tiga rakaat maka boleh dilaksanakan dengan cara dua rakaat dalam satu salam kemudian ditambah satu rakaat dengan satu salam. Ulama juga memperbolehkan bagi yang ingin menggabungkan tiga rakaat shalat witir dengan satu salam, yakni sebagaimana shalat maghrib. Akan tetapi para ulama’ lebih mengutamakan witir yang dipisah. Yakni dengan dua rakaat satu salam dan satu rakaat satu salam.
Adapun niat melaksanakan shalat witir adalah sebagai berikut:
Jika yang dilaksanakan adalah witir dengan dua rakaat, maka niatnya adalah sebagai berikut:
أُصَلِّ سُنَّةً مِنَ الْوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ للهِ تَعَالَي
Usholli sunnatan minal witri rakaataini lillahi taala
Saya niat shalat sunnah witir dua rakaat karena Allah Taala
Dan jika satu rakaat maka niatnya dengan lafadz berikut:
أُصَلِّ سُنَّةً مِنَ الْوِتْرِ رَكْعَةً للهِ تَعَالَي
Usholli sunnatan minal witri rakaatan lillahi taala
Saya niat shalat sunnah witir satu rakaat karena Allah Taala
Terkait surat-surat yang dibaca ketika shalat witir, pada rakaat pertama setelah surat al-fatihah disunnahkan untuk membaca surat Sabbihisma. Kemudian rakaat kedua membaca surat Al-Kafirun. Sedangkan pada rakaat ketiga atau rakaat ganjilnya dianjurkan untuk membaca surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Nas.
Setelah shalat witir, membaca doa berikut:
أَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْاَلُكَ إِيْمَانًا دَاِئمًا وَنَسْأَلُكَ قَلْبًا خَاشِعًا وَنَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَنَسْأَلُكَ يَقِيْنًا صَادِقًا وَنَسْأَلُكَ عَمَلًا صَالِحًا وَنَسْأَلُكَ دِيْنًا قَيِّمًا وَنَسْأَلُكَ خَيْرًا كَثِيْرًا وَنَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَا فِيَةَ وَنَسْأَلُكَ تَمَّامَ الْعَافِيَّةِ وَنَسْأَلُكَ الشُّكْرَ عَلَى الْعَافِيَّةِ وَنَسْأَلُكَ الْغِنَى عَنِ النَّاسِ أَللَّهُمَّ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صَلَاتَنَا وَصِيَا مَنَا وَقِيَا مَنَا وَتَخَشُعَنَا وَتَضَرُّعَنَا وَتَعَبُّدَنَا وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَنَا يَا أَللهُ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى خَيْرِ خَلْقِهِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
“Ya Allah, kami mohon pada-Mu, iman yang kontinyu, hati yang khusyu’, ilmu yang bermanfaat, keyakinan yang benar,amal yang shalih, agama yang lurus, kebaikan yang banyak. Kami mohon kepada-Mu ampunan dan kesehatan, kesehatan yang sempurna, kami mohon kepada-Mu agar selalu bersyukur atas karunia kesehatan, kami mohon kepada-Mu kecukupan terhadap sesama manusia. Ya Allah, Tuhan kami terimalah shalat kami, puasa kami, ibadah kami, kekhusyu’an kami, rendah diri dan ibadah kami, dan sempurnakanlah segala kekurangan kami. Ya allah, Tuhan yang Maha Pengasih dari segala yang pengasih. Dan semoga kesejahteraan dilimpahkan kepada makhluk-Nya yang terbaik, Nabi Muhammad Saw, juga serta keluarga dan semua sahabatnya. Serta segala puji milik Allah Tuhan semesta alam.
Wallahu A’lam