Sebagai Imam Besar pendiri Mazhab Hambali, Imam Ahmad bin Hambal telah melalui perjalanan hidup yang begitu luar biasa. Ketika beliau telah mengambil komitmen untuk melakukan pencarian di jalan hadis, proses hidup beliau tidaklah mudah. Pada saat beliau hidup, banyak sekali ulama-ulama besar pada masa tersebut yang memberikan pengakuan kepada sosok seorang Imam Ahmad bin Hambal.
Pengalaman hidup yang luar biasa serta memiliki karakter yang tekun menjadikan beliau patut untuk dijadikan suri tauladan bagi masyarakat muslim di era modern saat ini. Oleh karena itu, selain mengambil ajaran-ajaran yang telah beliau tinggalkan kepada kita, tentunya alangkah baiknya jika kita juga bisa mengambil hikmah dari kehidupan beliau.
Pada suatu hari ada seseorang datang kepada Imam Ahmad bin Hambal, “Beritakan kepada kami amalan apakah yang paling utama?”
Beliau menjawab, “ Menuntut Ilmu.”
Orang tersebut bertanya kembali, “Bagi siapa?”
Beliau menjawab, “Bagi orang yang benar niatnya.”
Sekali lagi orang itu bertanya, “Apa saja yang bisa membenarkan niat itu?”
Beliau menjawab, “Dengan meniatkan dirinya agar bisa bertawadhu dan menghilangkan kebodohan darinya.” Selain itu beliau juga menambahkan, “Manusia sangat membutuhkan ilmu daripada kebutuhan makanan dan minuman, sebab makanan dan minuman dibutuhkan sekali dalam sehari atau lebih. Adapun ilmu, ia dibutuhkan sepanjang masa.”
Imam Hambal mengingatkan kita untuk berhati-hati dari orang yang suka berbicara. Selain itu, beliau juga menyadarkan kita untuk meragukan orang-orang yang menuduh jahat sahabat-sahabat Rasulullah. Beliau pernah berdoa dalam sujudnya, “Ya Allah, sebagaimana Engkau telah menjaga wajahku dari sujud kepada selain-Mu, maka jagalah wajahku dari meminta-minta kepada selain-Mu.”
Dari pesan-pesan tadi, kita dapat melihat bahwa ada nasihat-nasihat yang sempat beliau tinggalkan kepada umat muslim dunia. Nasihat-nasihat beliau dapat kita jadikan salah satu referensi di dalam pengambilan kebijakan di dalam diri kita. Namun intinya bukan seberapa hafal diri kita kepada nasihat-nasihat beliau, tetapi lebih kepada seberapa paham kita kepada intisari dari pesan-pesan beliau.
Disarikan dari buku “Biografi Empat Imam Mazhab: Riwayat Intelektual dan Pemikiran Mereka” yang ditulis oleh Uatadz Rizem Aizid