Khutbah Jumat: Jihad yang Bisa Kita Lakukan di Sekitar Kita

Khutbah Jumat: Jihad yang Bisa Kita Lakukan di Sekitar Kita

Khutbah Jumat: Jihad yang Bisa Kita Lakukan di Sekitar Kita
Ilustrasi: Mengajar adalah salah satu jihad yang ada di sekitar kita

Selama ini beberapa orang menganggap bahwa jihad hanya bisa dilakukan di medan perang. Padahal konsep jihad juga ada di sekitar kita. Lalu apa saja jihad yang ada di sekitar kita? Khutbah Jumat ini menjelaskan beberapa kategori jihad yang ada di sekitar kita.

Khutbah 1

اَلْحَمْدُ للهِ الذِّيْ شَرَعَ لَنَا دِيْناً قَوِيْماً مُهَيْمِناً عَلَى جَمِيْعِ الْأَدْيَانِ ـ صَالِحاً لِكُلِّ أُمَّةٍ وَفِيْ كُلِّ زَمَانٍ وَمَكَانٍ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلاَّ اللهُ الوَاحِدُ الدَيَّانُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَلَّذِيْ بَلَّغَ الدِّيْنَ وَنَشَّرَهُ بِاللِّسَانِ وَالسِّنَانِ. أَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ  وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أُوْلِى النُّهَى وَالْإِحْسَانِ. أَمَّا بَعْدُ

فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى تِجَارَةٍ تُنْجِيكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ * تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ *

Maasyiral Muslimin rahimakumullah

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman dan Islam serta nikmat kesehatan sehingga kita bisa berkumpul di masjid yang mulia ini tanpa ada halangan apapun.

Shalawat serta salam kita haturkan kepada junjungan agung Nabi Muhammad shallahu alaihi wasallam yang telah menuntun umatnya dari zaman jahiliyah menuju zaman ilmiah seperti saat ini.

Di awal khutbah ini, khotib berwasiat kepada diri khotib khususnya juga kepada jama’ah semua untuk selalu meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan menjalankan perintah-perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-larangan-Nya sebatas kemampuan kita.

Maasyiral Muslimin rahimakumullah

Suatu hari Nabi Muhammad didatangi seseorang yang hendak meminta izin kepada beliau. Lantas Nabi bertanya kepada orang tersebut:

“Apakah kedua orang tuamu masih hidup?”

Lantas orang tersebut menjawab: “Iya, kemudian Nabi memberikan nasehat kepadanya supaya berbakti dan mencari ridha keduanya. Dari sini Nabi menekankan bahwa berbakti kepada orang tua termasuk bentuk jihad.

Maasyiral Muslimin rahimakumullah

Fenomena saat ini, banyak orang yang salah kaprah dalam memahami konsep jihad sehingga perilakunya menjadi jahat. Niat hati hendak melakukan kebaikan namun karena kurangnya pengetahuan menjadikan dirinya berbuat kejahatan.

Pada dasarnya, jihad maknanya sangat luas tak selalu identik dengan peperangan melawan musuh semata. Namun penggunaan jihad meliputi berbagai dimensi kehidupan seperti kisah diatas yaitu berbakti kepada orang tua termasuk jihad.

Baca juga: Jihad Ekonomi itu Wajib Sejahterakan Masyarakat, Muslim Maupun Non-Muslim

Ada banyak bentuk amal kebaikan yang seringkali tak disadari bahwa perbuatan termasuk kategori jihad, di antaranya:

Pertama. Mendalami ilmu-ilmu Agama dikategorikan termasuk jihad. Bahkan Al-Qur’an mengakomodir kepada umat Islam supaya tak pergi berperang semua namun harus ada sebagian yang konsen dalam bidang kajian agama. Hal ini bertujuan supaya ada yang selalu mengingatkan kebaikan serta dijauhkan dari berbagai macam kejahatan.

Ini sesuai ayat yang berbunyi:

وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً ۚ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ

Artinya: 

“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya,” (QS. At Taubah: 122).

Imam ar Razi dalam tafsirnya menjelaskan bahwa dalam ayat tersebut termuat 3 kewajiban yang perlu dipahami. Pertama, mengajak kepada kebaikan. Kedua, perintah hal yang ma’ruf. Ketiga, mencegah hal yang munkar.

Maasyiral Muslimin rahimakumullah

Kedua. Haji termasuk kategori jihad. Kenapa demikian?Karena untuk menunaikan rukun yang ke lima ini membutuhkan fisik yang sehat dan biaya yang cukup selama menjalankan ibadah haji.

Hal ini sesuai sabda Nabi Muahammad SAW

ﻋﻦ ﻋﺎﺋﺸﺔ ﺃﻡ اﻟﻤﺆﻣﻨﻴﻦ ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﺎ، ﺃﻧﻬﺎ ﻗﺎﻟﺖ يَا رَسولَ اللَّهِ، نَرَى الجِهَادَ أفْضَلَ العَمَلِ، أفلا نُجَاهِدُ؟ قالَ: لَا، لَكِنَّ أفْضَلَ الجِهَادِ حَجٌّ مَبْرُورٌ. رواه البخاري

Artinya: Diriwayatkan dari Siti Aisyah Ummil Mukminin radiyallahu anha, bahwasanya beliau berkata: Wahai Rasulullah, Kami mememandang jihad termasuk amal kebaikan yang paling utama, apa kami harus ikut berjihad?Nabi menjawab: “tidak, tapi jihad yang paling utama adalah haji yang mabrur. (HR. Bukhari)

Ketiga. Menyampaikan petuah kebaikan termasuk jihad terutama kepada penguasa yang kejam. Namun dengan cara yang baik dan sopan serta menjauhkan dari sikap arogan yang dikuasai nafsu amarah.

Hal ini sesuai penjelasn hadis yang berbunyi

عَنْ أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ أَنَّ النَّبِيَّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ : « إِنَّ مِنْ أَعْظَمِ الْجِهَادِ كَلِمَةَ عَدْلٍ عِنْدَ سُلْطَانٍ جَائِرٍ » ، رواه النسائي

Artinya: Diriwayatkan daribAbi Said Al Khudzri bahwasannya Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:”Sesungguhnya jihad yang paling besar adalah menyampaikan kalimat kebenaran kepada penguasa yang kejam/dhalim. (HR. An Nasa’i)

Maasyiral Muslimin rahimakumullah

Keempat. Melawan hawa nafsu dalam diri termasuk jihad. Dalam hal ini, Imam Al Mawardi mengutip perkataan imam Hasan Al Basri yang berpendapat bahwa jihad yang paling utama adalah jihad melawan hawa nafsu.

Bahkan Imam Ali Ad Daqqaq pernah berkata:

ﻣَﻦْ ﺯَﻳََّﻦَ ﻇَﺎﻫِﺮَﻩُ ﺑِﺎْﻟﻤُﺠَﺎﻫَﺪَﺓِ ﺣَﺴَّﻦَ اﻟﻠَّﻪُ ﺳَﺮَاﺋِﺮَﻩُ ﺑِﺎﻟْﻤُﺸَﺎﻫَﺪَﺓِ

Barangsiapa yang menghiasi dirinya (dhahir) maka Allah akan memberikan kebaikan kepada batinnya dengan musyahadah.

Kelima. Amar makruf termasuk jihad. Imam Ar Razi mengutip perkataan sahabat Ali bin Abi Thalib yang berbunyi:

ﺃَﻓْﻀَﻞُ اﻟﺠِﻬَﺎﺩِ اَﻷْﻣْﺮُ ﺑِﺎْﻟﻤَﻌْﺮُﻭْﻑِ ﻭَاﻟﻨَّﻬْﻲُ ﻋَﻦِ اﻟﻤُﻨْﻜَﺮِ، ﻭَﻗَﺎﻝَ ﺃَﻳْﻀًﺎ: ﻣَﻦْ ﻟَﻢْ ﻳَﻌْﺮِﻑْ ﺑِﻘَﻠْﺒِﻪِ ﻣَﻌْﺮُﻭْﻓًﺎ ﻭَﻟَﻢْ ﻳُﻨْﻜِﺮْ ﻣُﻨْﻜَﺮًا ﻧَﻜﺲ ﻭَﺟَﻌَﻞَ ﺃَﻋْﻼَﻩُ ﺃَﺳْﻔَﻠَﻪُ،

Jihad yang paling utama adalah menegakkan amar ma’ruf dan nahi munkar. Beliau juga berkata: “Barangsiapa yang tak mengetahui kebaikan dalam hatinya serta tak mencegah hal yang munkar maka dirinya sudah terbalik dengan menjadikan hal yang mulia menjadi hina. 

Keenam. Menunaikan segala kewajiban juga termasuk jihad. Ini adalah jihad di sekitar kita yang sangat mudah kita lakukan. Hal ini sesuai kisah Ummu Anas saat meminta nasehat kepada Rasulullah.

عَنْ اُمِّ أَنَسٍ أَنَّهَا قَالَتْ لِرَسُوْلُ اللّهِ‏ صَلَّی‏ اللهُ‏ عَلَيْهِ‏ وَ‏ آلِهِ: يَا رَسُوْلَ اللَّهِ أَوْصِنِيْ! قَالَ : اُهْجُرِي اْلمَعَاصِىَ فَإِنَّها  أفضَلُ اْلهِجْرَةِ، وَحَافِظِىْ عَلَىَّ اْلفَرَائِضِ فَإِنَّها أَفْضَلُ اْلجِهَادِ، وَأَكْثِرِىْ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ‏ِ فَإِنَّكِ لاَ تَأْتِيْنَ اللَّهَ‏َ بِشَيْءٍ أَحَبَّ إلَيْهِ مِنْ كَثْرَةِ ذِكْرِهِ. رواه الطبراني

Artinya: Diriwayatkan dari Ummi Anas Radhiyallahu Anha bahwasanya ia berkata:”Wahai Rasulullah, nasehatilah aku. Lantas Rasulullah memberikan nasehat: “Jauhilah maksiat karena hal  itu sebaik-baiknya hijrah dan jagalah segala kewajibanmu karena itu termasuk jihad yang paling utama serta perbanyaklah berdzikir kepada Allah karena kamu tak akan mampu melakukan sesuatu yang lebih dicintai Allah melebihi dari memperbanyak dzikir kepada-Nya. (HR. Thabrani)

Ketujuh. Membangun Masjid, tempat yang dijadikan sarana untuk beribadah atau untuk kepentingan umum juga termasuk jihad.

Imam Al Qurthubi dalam tafsirnya mengutip perkataan sahabat Abdullah bin Abbas yang berpendapat bahwa

ﺃَﻓْﻀَﻞُ اﻟﺠِﻬَﺎﺩِ ﻣَﻦْ ﺑَﻨَﻰ ﻣَﺴْﺠِﺪًا ﻳُﻌَﻠِّﻢُ ﻓِﻴْﻪِ اﻟﻘﺮﺁﻥَ ﻭَاﻟﻔِﻘْﻪَ ﻭَاﻟﺴُّﻨَّﺔَ.

Jihad yang paling utama adalah membangun masjid yang digunakan untuk mengajar Al Qur’an, fikih, dan Sunnah Nabi.

Maasyiral Muslimin rahimakumullah

Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa Islam menjelaskan konsep jihad secara gamblang dan jelas dengan berbagai kategori sehingga umat Islam tinggal menjalankan sesuai kemampuan dan kondisi yang sesuai  kebutuhan.

Bila ia mampu berjuang secara materi maka berjihad-lah dengan  harta yang ia miliki. Dan yang memiliki kapasitas ilmu yang mumpuni maka berjihad-lah dengan ilmu.

Dengan demikian, apapun usaha dan amal yang kita lakukan menjadi sarana supaya dosa-dosa kita diampuni oleh Allah dan mendapatkan kedudukan yang mulia di sisi-Nya.

Semoga khutbah yang singkat ini membawa banyak manfaat dan Allah memberikan kekuatan untuk berjuang demi menjalankan ajaran agama-Nya. Amin Ya Rabbal Alamin.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ

Khutbah 2

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا اَمَّا بَعْدُ

 فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

 اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

 اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَاللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُكم بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ