Musik Bagi Orang Ambon: Rumah Aman untuk Berekspresi Pasca Konflik

Musik Bagi Orang Ambon: Rumah Aman untuk Berekspresi Pasca Konflik

Musik Bagi Orang Ambon: Rumah Aman untuk Berekspresi Pasca Konflik

Saat musik didendangkan, semua orang bersaudara. Musik ada di mana-mana; di angkot, pasar, warung kopi, dan pinggir pantai. Begitulah, musik mempunyai ruang yang besar di hati orang-orang Ambon. Dari dulu hingga sekarang, musik menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kebiasaan dan kegiatan orang Ambon sehari-hari.

Beberapa musisi Ambon yang terkenal yaitu Broery Marantika, Mita Talahatu, Glenn Fredly, Ruth Sahanaya, Utha Likumahuwa, Gamaliel dan Audrey Tapiheru, Monita Tahalea, Melly Goeslaw, dan masih banyak lagi. Musik mereka sampai sekarang masih terus berputar di telinga para penggemar.

Pascakonflik, orang-orang muda di Ambon memiliki rasa gelisah, ada curiga, gelisah, dan ruang aman untuk jumpa menjadi terbatas. Orang muda Ambon menengok kembali potensi di sekitarnya untuk mengembalikan persaudaraan dan persahabatan yang sempat renggang saat konflik. Bahkan, permukiman antar agama masih yang dipisah menjadikan mereka sulit untuk bertemu dengan teman yang berbeda. Ketika seseorang hanya bertemu dengan kelompok yang sama, itu membuat kaget ketika bertemu dengan kebiasaan dan budaya yang berbeda.

Akal-akal orang muda Ambon tak pernah mati. Mereka ingat kalau mereka hidup sehari-hari bersama musik. Musik menjadi hal yang netral untuk menjembatani perbedaan dan memulai kembali penciptaan ruang aman untuk bertemu dan berbincang. Musik menjadi jembatan bagi pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan yang berbeda

 

Musik Hip-Hop Menjadi Ruang Aman Pascakonflik

Morika Telepta menjadi salah satu penggagas dan pejuang berdiri dan berkembangnya komunitas Molukka HipHop Community. Musik menjadi tempat dan media untuk ia menumpah rasa greget dan kesalnya atas kerusuhan di kota kelahirannya. Benang ruwet di kepala itu ia jahit menjadi musik-musik hiphop yang enak untuk dinikmati oleh dirinya, keluarga, teman, lingkungan, dan khalayak ramai lainnya secara daring. Molukka Hip-Hop Community (MHC) mempunyai lagu, seperti Amper Kalalerang, Maluku Manis, dan Beta Berlayar Jauh.

Musik hiphop mewadahi orang muda berkarya, berekspresi, dan mengatakan kepada dunia kalau orang muda Ambon itu kreatif dan jago membuat musik. Musik menjadi makanan dan minuman sehari-hari. Perlahan, musik hiphop membuat orang muda kembali berjumpa, berseni, dan menata harapan. Mereka kembali merekat, mengurangi rasa canggung, mudah membuka diskusi, dan berupaya menyembuhkan luka.

Musik bisa mencegah orang muda melakukan aktivitas yang merugikan dirinya sendiri maupun orang lain, seperti mabuk sembarangan, kebut-kebutan, dan berkelahi. Musik hiphop merekam letupan jiwa muda dengan penuh keberanian, kelembutan, dan semangat yang terus berapi-api. Musik rap ini membuat pemusik bisa lebih ekspresif bercerita dan natural.

Morika dan orang muda di Ambon mengeluarkan unek-unek, menyatakan kekaguman, membuat kata-kata penguatan kepada diri dan kelompok, menyampaikan pesan-pesan perdamaian, kehangatan, mengekspresikan apapun dengan musik hip-hop. Lahirnya komunitas bermusik di Ambon pun menginspirasi komunitas-komunitas musik lain terus lahir dan mengepakkan sayapnya.

 

Remaja Masjid dan Gereja Melantunkan Pujian Bersama

Musik tidak bisa dipisahkan dari aktivitas keagamaan Islam dan Kristen. Hadrah yang sering digunakan untuk mengiringi lagu bernuansa Islam itu dikolaborasikan dengan terompet, salah satu musik untuk beribadah di gereja.

Masyarakat bersama-sama melantunkan pujian dalam perayaan hari-hari besar, seperti Idulfitri dan Natal. Masyarakat sama-sama bersuka cita tanpa memandang perbedaan agama, seakan tidak ada sekat di antara mereka. Musik religi Islam dan Kristen, lagu nasional, dan lagu persaudaraan, semua bisa dimainkan bersama menggunakan musik oleh orang muda lintas iman.

Film “Beta Mau Jumpa” di kanal YouTube CRCS UGM mengisahkan tentang upaya masyarakat Ambon untuk menjembatani pemisahan-pemisahan baik secara fisik dan psikis dengan musik. Musik menjadi ruang perjumpaan berbagai komunitas di Ambon tanpa rasa canggung dan takut.

 

Ambon Kota Musik Dunia

Oh, iya, Ambon pun ditetapkan sebagai kota musik dunia oleh UNESCO sejak 31 Oktober 2019. Sebagai City of Music, musik di Ambon menjadi hiburan, penggerak ekonomi, lokal, industri, ekspresi budaya, ruang aman dan nyaman, hingga jembatan perdamaian pascakonflik.

Musik sudah menjadi kebutuhan primer di Ambon. Melansir dari antaranews.com, Pemerintah Kota Ambon telah mewajibkan kurikulum muatan lokal berbasis musik di sekolah. Ini merupakan upaya berani dan penuh perhatian yang perlu diapresiasi oleh masyarakat Indonesia dan dunia. Kota-kota lain pun perlu mendalami potensi lokal masing-masing agar bisa berdaya dengannya. Anak-anak sekolah dasar dan menengah di Ambon pandai memainkan ukulele dan berdendang.

Musik merupakan bahasa universal yang perlu dijiwai dan terus didukung untuk lestari. Musik membuat kita yakin bahwa seni tidak pernah salah, ia bisa menjadi jembatan untuk mengakrabkan diri satu sama lain, melepas penat, pendidikan, media penyalut bakat, mencegah kekerasan, medium pendidikan perdamaian, bahkan menjadi ruang untuk bertemu dan berdiskusi pasca konflik. Bagaimana menurutmu? Yuk, sebarkan ke kawan-kawanmu!

(AN)