Banyak orang beranggapan bahwa setelah meninggal dunia maka dosa seseorang otomatis akan berhenti mengalir. Namun rupanya, ada dosa yang dapat menyulitkan seseorang saat berada di dunia maupun di akhirat. Bahkan dosa tersebut ada yang masih akan tetap mengalir meski pelakunya telah meninggal dunia. Meski dapat dihapus dengan taubat, namun dosa tersebut tentunya tak boleh dianggap remeh oleh umat Islam. Lalu dosa apa yang akan tetap mengalir meskipun telah wafat?
Dosa yang pertama yaitu dosa akibat menjadi seorang pelopor perbuatan maksiat. Maksud dari pelopor maksiat adalah ia menjadi orang pertama yang melakukan tindakan maksiat sehingga ditiru oleh orang lain. Sebagai contoh yaitu anak Adam yang bernama Qabil telah menjadi pelopor pertama dalam melakukan dosa pembunuhan. Pasalnya, Qabil adalah orang pertama di muka bumi ini yang melakukan tindak kejahatan pembunuhan dengan membunuh saudara kandungnya yang bernama Habil.
Oleh karena itu, Qabil turut andil bertanggung jawab dalam seluruh kasus pembunuhan yang dilakukan oleh manusia di muka bumi ini. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis “Tidak ada satu jiwa yang terbunuh secara dzalim, melainkan anak adam yang pertama kali membunuh akan mendapatkan dosa karena pertumpahan darah itu.” (HR. Bukhari & Muslim)
Dalam perbuatan tersebut, seorang pelopor maksiat memang tidak mengajak orang lain melakukan perbuatan maksiat yang serupa dengan yang ia lakukan. Meskipun demikian, perbuatannya tersebut telah membuat orang lain terinspirasi untuk melakukan dosa yang sama. Dengan demikian, pelopor perbuatan maksiat tersebut akan menanggung dosa banyak orang lainnya yang melakukan dosa seperti yang ia lakukan.
Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang mempelopori satu kebiasaan yang buruk dalam islam, maka dia mendapatkan dosa keburukan itu, dan dosa setiap orang yang melakukan keburukan itu karena ulahnya, tanpa dikurangi sedikitpun dosa mereka.” (HR. Muslim)
Kemudian dosa yang kedua adalah orang yang mengajak orang lain untuk berbuat maksiat. Bedanya dengan pelopor maksiat, orang yang mengajak perbuatan maksiat akan dengan terang-terangan mengajak orang lain untuk melakukan perbuatan buruk. Akibatnya, orang yang mengajak melakukan perbuatan maksiat akan mendapatkan dosa bahkan meskipun ia telah berada di alam kubur sekalipun. Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang mengajak kepada kesesatan, dia mendapatkan dosa, seperti dosa orang yang mengikutinya, tidak dikurangi sedikitpun.” (HR. Ahmad & Muslim)
Tak hanya itu, Allah juga mengancam orang-orang yang mengajak orang lain untuk berbuat maksiat dalam surat An-Nahl ayat 25. Dalam ayat tersebut Allah menjelaskan bahwa siapa saja yang mengajak melakukan perbuatan maksiat maka ia akan menanggung dosanya dan menanggung dosa-dosa dari orang yang ia sesatkan. Sebagaimana Allah berfirman, “Mereka akan memikul dosa-dosanya dengan penuh pada hari kiamat, dan berikut dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun (bahwa mereka disesatkan).” (QS. An-Nahl: 25)
Demikianlah dua macam dosa yang akan tetap mengalir meskipun seseorang telah meninggal dunia sekalipun. Dengan menjadi pelopor perbuatan maksiat dan mengajak orang lain melakukan maksiat, seseorang akan mendapatkan dosa jariyah. Dosa jariyah tersebut tentu akan menyebabkan pelakunya tersiksa di alam kubur dan akhirat kelak sebab perbuatannya tersebut semasa di dunia masih berpengaruh buruk terhadap orang lain. Dengan mengetahuinya, semoga umat Islam dapat terhindar dari kedua jenis dosa tersebut sehingga tidak harus menanggung dosa-dosa yang dilakukan oleh orang lain akibat tindakannya semasa hidup.