Sabtu pagi, 11 Januari 2025, Halaman Masjid Raya KH. Hasyim Asyari di Duri Kosambi, Jakarta Barat, dipadati warga yang hadir di Festival Rumah Wirausaha Masjid.
Dengan suasana hangat, lebih dari 800 pengunjung berbagai kalangan berkumpul merayakan pencapaian program pemberdayaan ekonomi berbasis masjid yang diinisiasi M. Arsjad Rasjid, Ketua Bidang Pemberdayaan Ekonomi dan Akustik, Pengurus Pusat Dewan Masjid Indonesia (DMI), bekerjasama dengan Temasek Foundation, Indika Foundation, Grab, Shopee Barokah dan Paragon Corp.
Sejarah mencatat, masjid mampu berdayakan ekonomi warga. Berdirinya BRI yang mulai dirintis pada 1894 di Banyumas oleh Aria Wirjaatmadja dengan mendirikan De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden, kegiatan awalnya mengumpulkan pemasukan angsuran dari para peminjam kas masjid yang dikelola oleh patih tersebut.
Pendirian lembaga ini mampu membantu masyarakat menghindari rentenir. Selanjutnya, setelah modal usaha terkumpul, melalui bantuan asisten residen Banyumas, pada 16 Desember 1895 pendirian bank tersebut diresmikan. Sekarang kita kenal BRI sebagai Bank Perkreditan Rakyat pertama di Indonesia.
Festival UMKM Binaan Masjid
Festival jadi ajang bagi 30 UMKM binaan masjid menampilkan produk unggulan, mulai dari makanan khas hingga ragam inovasi produk lainnya. Tak hanya sebagai tempat unjuk karya, festival membuka kesempatan jejaring bagi para pelaku usaha, komunitas, dan mitra strategis terlibat di kemudian hari.
Perhelatan ini tidak lepas dari kerja keras para panitia. Sejak beberapa hari sebelumnya, tim telah sibuk memastikan semua persiapan supaya berjalan lancar.
“Kami harus memastikan bahwa semua stan UMKM siap sebelum pengunjung datang. Mulai dari listrik, dekorasi, hingga alur pengunjung, semuanya harus diperhatikan,” ujar Son, koordinator pelaksana, sambil mengecek ulang daftar tugasnya.
Di ruang panitia, Arum, salah satu anggota tim komunikasi, terlihat sibuk dengan ponselnya, memonitor kerja tim media, memastikan unggahan media sosial festival. “Kami ingin acara ini tak hanya sukses di lokasi, tetapi juga terlihat gaungnya di media. Target kami, semakin banyak masjid yang terinspirasi ikut program Rumah Wirausaha Masjid ini,” katanya dengan semangat.
Sementara itu, Syauri, pengurus Masjid Hasyim Asyari bersama Hidayat Firmansyah penanggung jawab kegiatan memastikan para tamu VVIP, VIP dan panitia tiba tepat waktu. “Ini memang melelahkan, tapi rasanya terbayar saat melihat para wirausahawan tersenyum bangga memamerkan produknya,” ujarnya sambil mengatur jadwal untuk istirahat siang.
Di tengah keramaian festival, banyak wirausahawan binaan yang tidak segan berbagi cerita. Sebut saja Aminah, yang kini dikenal sebagai “Pedagang Ayam Geprek”, menceritakan bagaimana pelatihan yang ia ikuti mengubah cara pandangnya terhadap bisnis. “Saya belajar cara branding, pengemasan, hingga strategi pemasaran online. Alhamdulillah, sekarang pelanggan saya tidak hanya dari lingkungan sekitar, tetapi sudah merambah ke luar lingkungannya,” ujarnya bangga.
Ahmad, pemilik usaha minuman herbal berbahan dasar buah pinang dari Masjid Keramat Luar Batang, juga mengungkapkan rasa syukurnya. “Saya merasa didukung sepenuhnya oleh masjid dan para mitra. Pelatihan ini membuka wawasan saya, usaha kecil seperti kami juga punya peluang besar di pasar online,” katanya.
Acara dimulai dengan penampilan grup marawis Masjid Hasyim Asyari, disusul sambutan dari M. Arsjad Rasjid P.M., dan Ketua Umum DMI, Dr. (H.C.) H.M. Jusuf Kalla. Para pengunjung tampak antusias, apalagi dari kupon yang diberikan bisa mendapatkan produk. Dengan menyaksikan demo live streaming, hingga berbincang langsung dengan para wirausahawan dan para wartawan. H. M. Jusuf Kalla menegaskan komitmennya.
Festival yang berlangsung di Halaman Masjid Raya Hasyim Asyari dipilih Pak JK karena sebagai salah satu masjid primer yang dipilih sebagai pilot. Lokasinya strategis dan punya program keagamaan dengan warga setempat. Paling tidak, keluar masuk kendaraan lebih mudah dan strategis dari Tangerang, Jakarta dan sekitarnya bisa hadir juga.
Festival kuliner yang berlangsung hingga sore hari menjadi penutup manis. Sajian khas dari UMKM jaringan 5 masjid primer: Masjid Hasyim Asy’ari Kalideres, Masjid An Nur Keramat Luar Batang Penjaringan, Masjid Baitul Ihsan Bogor, Masjid Harakatul Jannah, Gadog Bogor dan Masjid Al A’dzom Kota Tangerang bergerak menyatukan masyarakat dalam gairah wirausaha. Banyak pengunjung berharap kegiatan seperti ini bisa terus berlangsung.
Bagi para panitia, lelah adalah ibadah untuk mimpi yang lebih besar. Rumah Wirausaha Masjid, dengan pendekatan pemberdayaan berbasis masjid, diharapkan bisa terus berkembang dan menciptakan ekosistem ekonomi yang amanah, berkelanjutan dan kolaboratif bagi komunitas usaha binaan masjid.
Kegiatan pelatihan pengelolaan usaha online telah dilakukan 3 bulan sebelumnya bersama 250 peserta UMKM jaringan 5 masjid primer sebagai pilot didampingi Grab dan Shopee. Selain bagi kelompok usaha, pelatihan juga telah berlangsung bersama para takmir tentang manajemen keuangan kas masjid dan pengelolaan Zakat Infaq Sedekah.
Selanjutnya, pelatihan akan terus dilakukan bagi 250 peserta dari 125 masjid di Jakarta, Tangerang dan Bogor. Kami membuka kesempatan tanpa biaya kepada seluruh takmir di wilayah tersebut belajar bersama pelatih profesional dan kompeten. Bagi yang berminat, kami sangat senang bisa kolaborasi! []