Biasanya ketika ada sebuah makam keramat yang dikunjungi banyak orang, hal itu disebabkan karena di tempat itu dikuburkan seorang yang alim maupun pembesar. Tapi tidak untuk makam satu ini.
Di dalam makam keramat ini ternyata yang dikubur bukanlah manusia, melainkan seekor keledai.
Ya, anda tidak salah baca. Seekor keledai. Lebih tepatnya seekor keledai dari seorang Mullah Nasrudin Hoja. Bagaimana ceritanya?
Dalam buku Shalat Jumat di Hari Kamis: 101 Jenaka Nasrudin Hoja karya Muhibin diceritakan kisah unik ini tentang bagaimana orang-orang sebanyak itu berduyun-duyun mengunjungi makam keramat itu.
Urusannya bisa macam-macam, mulai dari minta sesuatu hingga penarasan saja.
Suatu ketika, keledai yang sangat disukai Nasrudin mati. Ia sangat sedih, lalu menguburkannya di jalanan kota sebelah
Usai mengubur, Nasrudin terpekur di depan kuburan itu. Ia mendoakannya dan tampak begitu begitu bersedih.
Ia duduk di pusara itu, meratapi keledai kesukaanya, sampai lama.
Ketika duduk itu, ada rombongan yang sedang lewat dan melihat Nasrudin di depan pusara. Orang-orang itu berpikir, pasti yang di kuburan tersebut orang suci, seorang Mullah Nasrudin Hoja—yang terkenal sebagai pinter—sampai sebegitunya meratapi kepergian orang di kuburan itu.
Singkat cerita, rombongan itu berhenti dan ikut berdoa macam-macam di depan kuburan itu.
Nasrudin pun pun menjelaskan, ini bukan kuburan siapa-siapa tapi seeker keledai belaka. Tapi, mereka tidak percaya.
Masak Nasrudin segitunya pada keledai? Pasti ia hanya ingin mendapatkan keuntungan dari makam itu sendirian saja.
Nasrudin pun menyerah meyakinkan rombongan itu, ia pulang.
Bertahun-tahun kemudian, Nasrudin sedang berkunjung ke sebuah kota sebelah. Saat berjalan-jalan bersama temannya, warga asli daerah situ, Nasrudin agak heran, kok ada banyak orang yang mengunjungi sebuah tempat? Sebuah makam?
Ia pun terpantik untuk mengetahui lebih banyak tentang makam itu, yang kata orang keramat.
Alangkah kaget, ternyata itu makam keledainya yang kini dikunjungi ribuan orang.
“Nasrudin, kau tahu makam itu?”
Ia pun menceritakan kisahnya itu, apalagi ternyata keledai yang mati dan dikuburkan di situ merupakan keledai milik temannya dulu yang diberikan kepada Nasrudin.
Sahabat Nasrudin itu tertawa terpingkal-pingkal.