Gus Mus dinikahkan oleh ayahnya saat dia berada di Mesir untuk menimba ilmu. Sang istri, Bu Nyai Fatma, ada di Indonesia. Karena kendala jarak itu, keduanya sering berkirim surat untuk berkenalan. Sosok Gus Mus yang piawai meramu kata serta-merta mampu membuat sang istri jatuh hati. Terpikat keromantisan Gus Mus.
Saat Gus Mus pulang ke tanah air dan hidup berdua dengan bu Nyai Fatma, terjadilah sebuah episode persembahan cinta oleh sang istri. Kepada suaminya yang baru pulang dari Mesir, sang istri membuat sebuah masakan spesial. Opor ayam spesial.
Tidak tanggung-tanggung, sang istri menggunakan dua kelapa sebagai santan. Supaya kental. Supaya berkesan. Supaya rasanya berbekas di lidah sang pujaan hati.
Malangnya, ketika masakan disediakan, Gus Mus hanya mencicipi satu sendok makan. Sang istri meradang. Nangis tiada henti, lalu mengadu kepada ibu mertuanya, ibu kandung Kiyai Gus Mus.
“Bagaimana to Bu? Saya memarut dua kelapa sampai tangan saya luka, tapi hanya dicicipi satu sendok makan.” tutur sang istri kepada ibu mertuanya.
Ibu mertuanya hanya tersenyum. Lalu menyampaikan sebuah rahasia. Gus Mus, demikian dikisahkan oleh ibunya, tidak terlalu menyukai masakah bersantan kental. Anak laki-lakinya itu lebih suka sambal jeruk.
Keesokannya, sang istri mengikuti saran ibu mertuanya. Menyajjikan sambal jeruk spesial penuh cinta. Benar saja, meski hanya sambal jeruk, Gus Mus makan berkali-kali. Nasi sebakul hampir dihabiskan. []
Tulisan ini selengkapnya bisa dilihat di keluargacinta.com