Ketika Abu Bakar Rela Digigit Ular Demi Rasulullah Saw

Ketika Abu Bakar Rela Digigit Ular Demi Rasulullah Saw

Abu Bakar as-Shiddiq Ra. sebagai seorang sahabat kepercayaan Rasulullah Saw, ia merelakan semua yang dimilikinya demi keselamatan dan perjuangan dakwah Rasulullah Saw.

Ketika Abu Bakar Rela Digigit Ular Demi Rasulullah Saw
Gua Tsur merupakan tempat persembunyian Nabi dan Abu Bakar sebelum berangkat ke Madinah

Kisah pengorbanan para sahabat memang tiada habisnya. Dari Abu Bakar, Umar, Ustman, Ali juga para sahabat yang lain. Mereka tak pernah memperhitungkan kerugian yang akan dihadapi, bahkan kehilangan nyawapun tak jadi masalah.

Inilah yang ditunjukkan oleh Abu Bakar as-Shiddiq Ra. Sebagai seorang sahabat kepercayaan Rasulullah Saw, ia merelakan semua yang dimilikinya demi keselamatan dan perjuangan dakwah Rasulullah Saw. Bahkan ia merelakan nyawanya terancam demi menemani Rasulullah Saw ketika dikejar-kejar oleh para jagal Quraysh untuk dibunuh.

Kisah ini berawal dari keikutsertaan Abu Bakar bersama Rasulullah Saw sebelum meninggalkan kota Makkah. Saat pemuda kafir Quraysh yang berniat memenggal kepala Rasulullah kehilangan jejak Rasul dan hanya menemukan seorang pemuda bernama Ali bin Abi Thalib di bilik Rasul, Abu Bakar mendampingi Rasul bersembunyi di gua kecil di bukit Tsur. Gua inilah yang biasa kita kenal dengan sebutan Gua Tsur.

Abu Bakar tetap setia mendampingi Rasul menginap di dalam gua. Walaupun kelelahan, Ia masih tetap memperkenankan kepala Rasul bersandar tidur di atas pangkuannya. Ia merupakan potret sahabat yang sangat mencintai nabinya.

Saat Rasulullah terlelap dalam tidurnya, Abu Bakar masih tetap terjaga. Fikirannya tidak karuan, ia takut jika nanti para jagal Quraysh itu mengetahui keberadaan mereka berdua di gua dan dengan mudah menghilangkan nyawa sang Nabi beserta dirinya. Ia tidak rela itu terjadi.

Dengan kegalauan yang hinggap di kepalanya, ia memaksakan matanya agar tetap terjaga. Ia mengawasi keadaan di sekitarnya. Ia melihat sebuah lubang di depan kakinya. Dikiranya, lubang itu adalah lubang ular. Ia khawatir, bisa jadi kapan saja seekor ular keluar dari lubang itu dan menggigit kaki Rasulullah Saw. Tentu ia tidak merelakan hal itu terjadi.

Ditutuplah lubang ular itu dengan telapak kakinya. Namun sepertinya, sang penghuni lubang merasa terganggu. Ular di dalam lubang itu keluar dan menggigit kaki Abu Bakar. Ia kesakitan namun tak berani membangunkan Rasul. Abu Bakar menahan rasa sakitnya hingga ia menangis. Tetesan air matanya mengenai Rasulullah Saw yang sedang terlelap di pangkuannya.

Rasulullah pun terbangun. Ia kaget melihat Abu Bakar menangis. Abu Bakar pun memberanikan diri mengadukan keluhannya.

Rasul melihat kaki Abu Bakar berdarah, diusaplah bekas gigitan ular itu dengan tangannya yang lembut. Serta merta luka itu sembuh. Abu Bakar kembali tenang dan tersenyum. Begitupun juga Rasul. Kedua sahabat itu melanjutkan hari-harinya di gua hingga situasi aman dan penunjuk jalan ke Yatsrib datang.

Wallahu A’lam

 

Kisah ini disarikan dari kitab Fi Bayt ar-Rasul karya Dr. Nizar Abazhah