Kisah Rasul SAW, Abu Bakar, Umar, Ustman dan Ali Berlomba Membuat Perumpamaan dari Madu

Kisah Rasul SAW, Abu Bakar, Umar, Ustman dan Ali Berlomba Membuat Perumpamaan dari Madu

Kisah Rasul SAW, Abu Bakar, Umar, Ustman, Ali, serta Fatimah membuat perumaan dari madu, mangkok, dan sehelai rambut.

Kisah Rasul SAW, Abu Bakar, Umar, Ustman dan Ali Berlomba Membuat Perumpamaan dari Madu
foto: Pixabay

Dikisahkan bahwa pada suatu ketika Rasulullah SAW. mengajak Abu Bakar As-Siddiq, Umar bin khattab, dan Utsman bin Affan bertamu ke rumah putrinya, Fatimah Az-Zahra. Pada saat yang sama, Ali bin Abi Thalib juga ada di sana. kisah rasul SAW

Setelah semua orang duduk, Fatimah menghidangkan madu pada sebuah mangkuk yang cantik. Namun, ketika madu dihidangkan, sehelai rambut jatuh ke dalamnya.

Rasulullah meminta semua sahabatnya membuat satu kalimat perbandingan untuk ketiga benda itu (mangkuk yang cantik, madu, dan sehelai rambut). Rasulullah meminta Abu Bakar yang mulai berbicara, kemudian disusul dengan para sahabat yang lain.

Abu Bakar berkata, “Iman itu lebih cantik daripada mangkuk cantik ini. Orang beriman itu lebih manis dibandingkan dengan madu dan mempertahankan iman itu lebih sulit dari pada meniti sehelai rambut.”

Umar mengumpamakan kata yang berbeda, “Kerajaan itu lebih cantik daripada mangkuk ini. Seorang raja itu lebih manis dari madu dan memerintah dengan adil itu lebih sulit dibandingkan meniti sehelai rambut.” kisah rasul SAW

Utsman tidak mau kalah. Ia berujar, “Ilmu itu lebih cantik daripada mangkuk cantik ini. Orang yang menuntut ilmu itu lebih cantik dari madu dan beramal dengan ilmu yang dimiliki itu lebih sulit daripada meniti sehelai rambut.”

Kemudian Ali berkata, “Tamu itu lebih cantik daripada mangkuk cantik ini. Menjamu tamu itu lebih manis dari madu dan membuat tamu senang sampai kembali pulang ke rumahnya jauh lebih sulit daripada meniti sehelai rambut.” kisah rasul SAW

Rasulullah berpaling kepada putrinya, Fatimah, memintanya membuat perbandingan. Dengan tenang Fatimah berkata, “Seorang wanita itu lebih cantik dari pada mangkuk cantik ini. Wanita yang berjilbab itu lebih manis dari madu dan mendapatkan wanita yang tidak pernah dilihat orang orang lain kecuali mahramnya itu lebih sulit daripada meniti sehelai rambut.”

Akhirnya, Rasulullah berkata, “Orang yang mendapat taufik untuk beramal adalah lebih cantik daripada mangkuk cantik ini. Beramal dengan amal yang baik itu lebih manis dari madu dan beramal dengan ikhlas itu jauh lebih sulit daripada meniti sehelai rambut.”

Malaikat Jibril berkata, “Menegakkan pilar-pilar agama itu lebih cantik daripada mangkuk cantik. Menyerahkan diri, harta, dan waktu untuk agama lebih manis dari madu serta mempertahankan agama hingga akhir hayat lebih sulit daripada meniti sehelai rambut.”

Dan Allah berfirman, “Surga-Ku lebih cantik daripada mangkuk yang cantik itu. Nikmat surga-Ku lebih manis dari madu dan menuju surga-Ku jauh lebih sulit daripada meniti sehelai rambut.” (AN)

Disarikan dari buku “115 Kisah Menakjubkan dalam Kehidupan Rasulullah Saw.” karya Fuad Abdurahman