Syekh Mohamm et-Thayeb, Imam Besar Al Azhar, mengajak umat islam untuk tidak terjebak dalam fundamentalisme maupun ekstrimisme agama. Hal itu, ia utarakan dalam pertemuan Konsultasi Tingkat TInggi (KTT) kemarin di Bogor (1/5).
Dalam pertemuan yang diikuti pelbagai ulama dari lintas negara dan dunia islam itu membincang tentang tawaran konsep washatiyah dalam islam. Washatiyah sendiri bisa bermakna adil, atau moderat dan tidak berlebihan.
“Jangan terlalu ekstrem dalam melakukan sesuatu, kita harus berada di posisi tengah (washat). Sebab, segala sesuatui yang ekstrem dan berlebihan itu tidak baik,” tutur beliau seperti Antara.
Ulama yang dinobatkan sebagai muslim paling berpengaruh di dunia ini juga menjelaskan tentang konsep washatiyah. Menurut beliau, sudah banyak sebenarnya yang memikirkan hal ini dan menganggapnya sebagai salah satu jalan terbaik untuk kehidupan bersama.
“Konsep agama Islam yang berjalan di jalan tengah. Allah sudah mengatakan umat Islam umat wasatiyyat dalam Alquran. Agar umat Islam jadi saksi, wasatiyyat dan adil dalam beragama,” tambahnya.
Acara pertemuan ulama dunia di Bogor ini juga dihadiri oleh Presiden Jokowi. Dalam sambutannya, Presiden Jokowi menyambut baik pertemuan ini dan sesuai dengan visi islam Indonesia sebagai episentrum dan percontohan toleransi, seraya mengajak untuk menyebarkan keindahan islam ke penjuru dunia.
Selain mengikuti pertempuan tinggi ulama internasional ini, Grand Syekh Al Azhar juga dijadwalkan akan berkunjung ke beberapa daerah dan berjumpa dengan organisasi muslim di Indonesia. Salah satunya, adalah berjumpa dengan NU dan Muhammadiyah, dua ormas terbesar di negeri ini yang dianggap representasi washatiyah dalam islam.