Goenawan Mohamad dalam sebuah tulisan di bawah judul “Piyadasi ” menarasikan tentang sebuah monumen setinggi 15 meter yang berisi 14 titah Baginda Raja Devanampiyadasi.
Titah yang ke-7 begitu mempesona Pendiri Komunitas Utan Kayu ini. Titah ke-7 itu menjelaskan bahwa semua agama boleh hadir dimanapun karena setiap agama mempunyai tujuan yang sama, yakni pengendalian diri (nafsu) dan pemurnian hati.
Jauh merentang ribuan mil dari kerajaan tempat Devanampiyadasi bertahta, terdapat sebuah Kerajaan Agung Nusantara, bernama Majapahit.
Kerajaan yang dipuncak keemasannya sanggup membangun relasi yang indah antara Hindu dan Buddha. Pemeluk Hindu dan Buddha saling hidup rukun tanpa silang sengketa.
Bahkan, ketika Islam masuk pun, diterima dengan suka-cita oleh penduduk Majapahit kala itu. Mengapa bisa demikian??
Dalam kitab Sutasoma terpatri sesanti agung yang maknanya sama dengan titah raja Piyadasi. Sesanti itu berbunyi :”Bhineka Tunggal Ika tan hana mangrwa”
Berbeda tapi satu, tak ada kebenaran yang mendua, demikian arti sesanti itu.
Majapahit, dan raja Piyadasi mempunyai resonansi yang sama dengan Kanjeng Nabi Muhammad di Madinah. Melalui piagam Madinah, Muhammad meneguhkan bahwa Islam, Kristen, dan Yahudi harus hidup saling bekerja sama untuk membangun masyarakat yang damai.
Inilah mozaik ajaran untuk beragama secara berkebudayaan, bukan beragama Sontoloyo. Jika anda kristen, berkristenlah sebagaimana kristus mengajarkan, yang menabur kasih kepada siapapun.
Jika anda Buddha, ikutilah ajaran Shidarta dengan sepenuh hati. Jika anda Hindu, pegang teguh Tri hitta kerana. Jika anda konghucu, simak terus ajaran konfusius.
Demikian pula agama-agams adat di Indonesia, semuanya mengajak untuk mengendalikan diri dan pembersihan hati.
Dan, jika anda muslim, sebagai mayoritas, jadilah muslim yang mencintai kedamaian, muslim yang menebar salam ke seluruh umat manusia.
Mari kita merayakan bhineka tunggal Ika tan hana mangrwa. Beragama dengan cara menyapa agama lain, bukan menaruh curiga. Pancasila menyeru kita untuk tidak melakukan ritual agama Sontoloyo.
Haris El Mahdi
FB@ Haris El Mahdi