Bagaimana hukum berpuasa sepuluh hari pertama bulan Muharam? Jawabannya adalah sunah. Karena, pada dasarnya memperbanyak puasa di bulan yang keutamaannya paling tinggi setelah bulan Ramadan ini hukumnya sunah.
Dalilnya adalah hadis yang bermakna ‘am tentang keutamaan berpuasa di bulan Ramadan, hadis tersebut terdapat di dalam kitab Shahih Muslim:
أفضل الصيام بعد رمضان شهر الله الذي تسمونه المحرم.
“Puasa yang paling utama, setelah bulan Ramadan adalah kalian berpuasa di bulan Muharam.”
Dari keumuman hadis ini, maka sebenarnya baik berpuasa di sepuluh hari pertama bulan Muharam, separuh bulan, atau seluruh hari di bulan Muharam mendapatkan pahala atas amal ibadah yang dilakukan.
Memang, sepuluh hari pertama di bulan Muharam memiliki keutamaan –seperti yang dikatakan para ulama– karena di dalam sepuluh hari tersebut di antaranya terdapat hari kesepuluh (Asyura) yang memiliki keutamaan yang besar.
Abu ‘Utsman al-Nahdi pernah mengatakan:
كانوا يعظمون ثلاث عشرات: العشر الأخير من رمضان، والعشر الأول من ذي الحجة، والعشر الأول من محرم
Mereka (para orang saleh) menganggungkan tiga jenis sepuluh (hari) di tiap bulan. Sepuluh hari di bulan Ramadan, Zulhijjah, dan Muharam.
Ibn Rajab al-Hanbali, juga pernah mengatakan bahwa hari terbaik pada bulan Allah (Muharam) adalah sepuluh hari pertamanya.
Seorang Tabiin, Qatadah, pernah mengatakan:
عن قتادة أن الفجر الذي أقسم الله به في أول سورة الفجر هو فجر أول يوم من المحرم تنفجر منه السنة
“Dari Qatadah: bahwa waktu subuh (al-Fajr) yang Allah bersumpah dengannya di awal surah al-Fajr, adalah waktu subuh pertama di bulan Muharam sebagai penanda awal tahun.”
Selengkapnya, klik di sini