KH. Bahauddin Nursalim atau lebih dikenal dengan Gus Baha’ suatu kali berkelakar. Ia pernah didatangi sekelompok guru yang mencoba melegalkan membocorkan soal ujian nasional, dengan dasar bahwa Nabi Muhammad saja pernah membocorkan soal ujian Malaikat Munkar-Nakir. Meski apa yang dilakukan guru itu tentu saja tidak tepat, tapi ungkapan serta pemahamannya tentang adanya “bocoran soal ujian alam kubur” menarik untuk dikaji.
Di antara hal ghaib yang wajib diyakini berdasar keterangan al-Qur’an hadis adalah adanya alam Barzakh atau alam kubur. Yaitu tempat di antara dunia dan akhirat. Di alam tersebut, manusia didatangi oleh Malaikat Munkar dan Nakir dan ditanyai seputar permasalahan tauhid. Hadis tentang kelak akan ada pertanyaan dari Malaikat Munkar dan Nakir di alam kubur dapat disimak, salah satunya dalam riwayat Imam Abi Dawud berikut ini:
عَنِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ : خَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فِى جَنَازَةِ رَجُلٍ مِنَ الأَنْصَارِ فَانْتَهَيْنَا إِلَى الْقَبْرِ وَلَمَّا يُلْحَدْ فَجَلَسَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- وَجَلَسْنَا حَوْلَهُ كَأَنَّمَا عَلَى رُءُوسِنَا الطَّيْرُ وَفِى يَدِهِ عُودٌ يَنْكُتُ بِهِ فِى الأَرْضِ فَرَفَعَ رَأْسَهُ فَقَالَ :اسْتَعِيذُوا بِاللَّهِ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ. مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلاَثًا – زَادَ فِى حَدِيثِ جَرِيرٍ هَا هُنَا – وَقَالَ : وَإِنَّهُ لَيَسْمَعُ خَفْقَ نِعَالِهِمْ إِذَا وَلَّوْا مُدْبِرِينَ حِينَ يُقَالُ لَهُ : يَا هَذَا مَنْ رَبُّكَ وَمَا دِينُكَ وَمَنْ نَبِيُّكَ
“Diriwayatkan dari al-Barra’ ibn ‘Azib ia berkata, kami keluar bersama Rasulullah SAW mengiring jenazah seorang lelaki dari kaum Anshar. Lalu kami sampai di makam. Saat makam digali, Rasulullah duduk dan kami duduk di sekitar beliau, seakan-akan di atas kepala kami terdapat burung. Di tangan Nabi ada kayu yang Beliau pukulkan ke bumi. Beliau lalu mengangkat kepala-Nya dan bersabda, ‘Mintalah perlindungan kepada Allah dari adzab kubur. Beliau mengucapkannya dua atau tiga kali. Dalam riwayat Jarir terkait hadis ini ada tambahan dan Nabi bersabda, ‘Dan si mayit mendengar diangkat serta diletakkannya sandal mereka (para peziyarah) ketika mereka berpaling, saat ditanyakan pada si mayit: Hai manusia, siapa tuhanmu, apa agamamu dan siapa nabimu?
قَالَ :وَيَأْتِيهِ مَلَكَانِ فَيُجْلِسَانِهِ فَيَقُولاَنِ لَهُ : مَنْ رَبُّكَ فَيَقُولُ : رَبِّىَ اللَّهُ. فَيَقُولاَنِ لَهُ : مَا دِينُكَ فَيَقُولُ : دِينِى الإِسْلاَمُ. فَيَقُولاَنِ لَهُ : مَا هَذَا الرَّجُلُ الَّذِى بُعِثَ فِيكُمْ قَالَ فَيَقُولُ : هُوَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-. فَيَقُولاَنِ : وَمَا يُدْرِيكَ فَيَقُولُ : قَرَأْتُ كِتَابَ اللَّهِ فَآمَنْتُ بِهِ وَصَدَّقْتُ. قَالَ : فَيُنَادِى مُنَادٍ مِنَ السَّمَاءِ : أَنْ قَدْ صَدَقَ عَبْدِى فَأَفْرِشُوهُ مِنَ الْجَنَّةِ وَافْتَحُوا لَهُ بَابًا إِلَى الْجَنَّةِ وَأَلْبِسُوهُ مِنَ الْجَنَّةِ
Nabi bersabda: ‘Dua malaikat mendudukkan dan berkata padanya: ‘Siapa tuhanmu?’ si mayit menjawab ‘Tuhanku Allah.’ Keduanya berkata padanya, ‘Apa agamamu?’ si mayit menjawab, ‘Agamaku Islam.’ Keduanya bertanya padanya, ‘Bagaimana menurutmu orang yang diutus pada kalian?’ si mayit menjawab, ‘Ia adalah utusan Allah.’ Keduanya bertanya: ‘Apa yang membuatmu mengetahuinya?’ ia menjawab: ‘Aku membaca Al-Qur’an lalu meyakini dan membenarkannya.’ Nabi melanjutkan, ‘Lalu ada sosok berseru dari langit, ‘Hambaku berkata benar. Persiapkan tempatnya di surga. Bukakan satu pintu menuju surge dan pakaikan padanya pakaikan surga.’”
Hadis ini diriwayatkan oleh beberapa ulama’ dan dinyatakan Imam at-Tirmidzi sebagai hadis sahih. Keberadaan hadis ini memberitahu akan beberapa hal:
Pertama, rahmat Allah lewat keterangan Nabi Muhammad. Hadis ini menjadi rahmat dari Allah sebab seharusnya hal-hal bersifat ghaib seperti peristiwa di alam kubur menjadi hal samar bagi manusia. Karena dikehendaki oleh Allah disampaikan oleh Nabi Muhammad, maka manusia pun menjadi tahu.
Kedua, kandungan hadis ini dapat menjadi bahan persiapan menghadapi kehidupan setelah kematian. Manusia menjadi bisa mempersiapkan diri. Berdoa untuk diselamatkan dari adzab kubur, dan menanamkan tauhid pada diri sendiri.
Ketiga, orang yang tak perduli dengan kandungan hadis ini sehingga mengabaikan persoalan tauhid adalah manusia yang keterlaluan sebab enggan mempersiapkan kematiannya. Karena pertanyaan-pertanyaan itu sudah diberitahukan sebelum mengalami kematian. Maka sungguh keterlaluan bila manusia tidak bisa menjawab.
Keempat, pentingnya keberadaan talqin. Adanya keterangan Nabi bahwa mayit bisa mendengar derap langkah orang-orang yang menziarahinya, dipadukan adanya pertanyaan-pertanyaan malaikat, menunjukkan pentingnya talqin.
Talqin adalah bentuk doa kepada Allah serta berharap si mayit yang mungkin berada di hadapan malaikat dengan berbagai keadaan, dapat mendengar arahan dari yang masih hidup tentang adanya sabda Nabi. Sehingga lebih mudah dalam menjawab siapa Tuhanmu? Apa Agamamu? Apa Kitabmu? Dan siapa Nabimu?