Setiap manusia pasti membutuhkan interaksi sosial dengan orang lain karena pada dasarnya manusia memang merupakan makhluk sosial. Namun bagi orang-orang yang tak terbiasa, interaksi sosial bisa menjadi suatu hal yang sangat melelahkan dan menakutkan. Terlebih perkembangan zaman saat ini membuat banyak orang menjadi semakin individualistis. Contohnya saat berkumpul bersama, sebagian besar orang justru sibuk dengan handphone mereka masing-masing.
Untuk itu, interaksi sosial sebaiknya sudah dibiasakan sejak kecil terutama sejak masih anak-anak. Dengan demikian, para orang tua hendaknya membiasakan anak mereka berinteraksi sosial sejak kecil. Lalu bagaimana caranya agar anak-anak lebih mudah berinteraksi sosial dengan baik? Dalam ajaran Islam, ada beberapa hal yang hendaknya dilakukan oleh para orang tua agar anak mereka mudah berinteraksi sosial.
Pertama, yaitu mengajari anak-anak untuk menyapa orang lain dengan mengucapkan salam. Menyapa orang lain dengan mengucap salam menjadi suatu hal mendasar yang hendaknya dibiasakan kepada anak. Sebab memberikan salam kepada orang lain adalah suatu bentuk penghormatan kepada orang lain dan merupakan sebuah doa. Imam Bukhari meriwayatkan bahwa sahabat Anas bin Malik r.a. ketika melewati anak-anak, Dia mengucapkan salam kepada mereka. Dia berkata, “Nabi saw. melakukan hal itu.” (H.R. Al-Bukhari)
Sebelum membiasakan anak untuk mengucapkan salam kepada orang lain, para orang tua hendaknya memberikan contoh dengan menyapa anak-anak kecil lainnya. Dahulu Rasulullah SAW selalu mengucapkan salam kepada anak-anak sehingga mereka terbiasa melihat dan mendengarnya. Setelah terbiasa, mereka pun memulai salam terlebih dahulu seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Imam Ibnu Baththal rahimahullah berkata, “Ucapan salam Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada anak-anak menunjukkan ketawadhuan, akhlak yang agung, dan sifat beliau yang mulia. Hal tersebut juga merupakan pembiasaan terhadap sunnah dan melatih anak-anak dengan adab yang mulia, sehingga jika mereka baligh nanti akan mereka akan beradab dengan adab Islam.” (Syarah Shahih Al-Bukhari)
Kedua, yaitu dengan mengajak anak-anak untuk menginap atau bermalam di rumah kerabat atau saudara yang saleh. Dengan hal tersebut, mereka bisa belajar berinteraksi sosial di luar keluarga inti mereka. Seperti halnya berinteraksi dengan kakek, nenek, paman, bibi, dan sepupu. Dalam riwayat dari Ibnu Abbas r.a., Beliau mengajarkan kepada para anak untuk bersemangat bermalam di rumah kerabatnya yang saleh serta mengambil faedah dari mereka. Ibnu Abbas r.a. berkata, “Saya bermalam di rumah bibiku, Maimunah binti Al-Harits, istri Nabi saw.” (HR. Al-Bukhari)
Kemudian yang ketiga, menyuruh anak untuk melakukan suatu keperluan. Saat melaksanakan keperluan yang ditugaskan oleh orang tua, rasa percaya diri pun akan tumbuh dalam diri sang anak sejak kecil. Ia pun akan mudah beradaptasi dengan hal-hal yang semula tidak pernah dilakukannya. Sehingga di masa dewasa ia akan mudah berinteraksi dan melakukan tugas apapun karena sudah berpengalaman di masa kecil.
Sebagaimana Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, “Suatu hari saya membantu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, sampai pekerjaan itu selesai. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam tidur sebentar, sehingga saya keluar ke tempat anak anak yang sedang bermain. Saya mendatangi mereka untuk melihat permainan mereka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam datang dan memberi salam kepada anak-anak yang bermain. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memanggilku dan mengutusku untuk suatu keperluan. Saya melaksanakan perintahnya.” (HR. Ahmad)
Demikianlah tiga cara yang dapat dilakukan oleh para orang tua agar anak mereka lebih mudah melakukan interaksi sosial. Pertama, dengan membiasakan anak untuk mengucapkan salam kepada orang lain. Kedua, dengan mengajak anak untuk menginap di rumah kerabat. Lalu ketiga, dengan membiasakan anak melaksanakan suatu keperluan. Wallahu a’lam.