Habib Umar bin Hafidz menjelaskan bahwa masa anak-anak adalah masa awal yang sangat penting untuk diperhatikan. Kedua orang tua memegang tanggung jawab paling utama terhadap anak-anaknya.
Jika kedua orang tua sudah tiada, maka tanggung jawab tersebut dipikul oleh kakek neneknya. Tanggung jawab kemudian akan berpindah kepada paman bibi dan saudara-saudara jika kedua kakek neneknya sudah meninggal dunia.
“Segala hal baik yang dilakukan seorang anak sebelum masa remaja maka orang tua akan mendapatkan pahala dari kebaikan tersebut, begitu halnya dengan segala hal buruk yang dilakukan anak maka orang tua akan bertanggung jawab dan menanggung dosa, hal tersebut berlaku jika orang tua tidak bertanggungjawab atas anaknya, orang tua lalai dalam mendidik anaknya,” tutur Habib Umar bin Hafidz dalam rihlah ke bumi Ambon, Indonesia.
Habib Umar bin Hafidz melanjutkan bahwa ketika memasuki usia remaja maka anak remaja tersebut sudah bertanggungjawab atas segala hal baik dan dosa atas dirinya sendiri.
“Walaupun orang tua sudah tidak dibebankan atas apa yang dilakukan oleh anak remajanya, namun orang tua tetap berperan dalam mendidik dan mengarahkan kepada hal baik,” jelasnya.
Tidak hanya orang tua yang bertanggungjawab atas anak, Habib Umar menekankan terkait peranan guru di madrasah atau sekolah dan pemerintah setempat juga memiliki peran tanggungjawab atas murid dan warganya.
Terdapat masa tertentu bahwa manusia bertanggungjawab atas dirinya sendiri dan orang lain. Walaupun guru dan pemerintah memiliki tanggungjawab atas anak-anak kita, namun tetap saja tanggungjawab utama dibebankan kepada orang tua.
“Orang tua bertanggungjawab atas tumbuh kembang anak, mendidik dengan akhlak terpuji, ketika orang tua memenuhi tanggungjawab tersebut maka hal tersebut dapat membentengi keluarganya dari siksa api neraka, dan melindungi keluarganya dari segala marabahaya,” tegas Habib Umar bin Hafidz.
Allah SWT berfirman dalam surat At-Tahrim ayat 6:
“Wahai orang-orang yang beriman, perihalah kamu dan keluargamu dari siksa api neraka yang bahan bakarnya terbuat dari manusia dan batu….”
Allah SWT juga berfirman dalam surat At-Taghabun ayat 15:
“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu adalah cobaaan bagimu, dan di sisi Allah SWT pahala yang besar”
Tidak dibenarkan untuk orang tua menelantarkan anak-anak dan lalai dalam mendidik anak-anaknya. Rasulullah SAW bersabda “…seorang suami bertanggungjawab atas keluarganya dan akan dimintai pertanggungjawaban atas keluarganya, seorang istri bertanggungjawab atas urusan rumah tangga suaminya dan akan dimintai pertanggungjawaban atas urusan rumah tangga suaminya, seorang pembantu bertanggungjawab atas urusan harta tuannya dan akan dimintai pertanggungjawaban atas harta tuannya. ketahuilah setiap kalian bertanggungjawab atas apa yang dipimpin …”
“Bagaimana metode mendidik anak dan keluarga berdasarkan teladan Rasulullah SAW?” Tanya pembawa acara kepada Habib Umar yang kemudian diterjemahkan oleh Habib Jindan bin Jindan.
“Teladan terbaik dalam mendidik anak adalah Rasulullah SAW. Mendidik dengan kasih sayang, tegas, tanpa kekerasan adalah yang Rasulullah SAW contohkan dan patut kita ikuti. Rasulullah SAW tidak pernah membenarkan hal buruk yang dilakukan anak kecil. Pernah suatu hari Rasulullah SAW menegur dengan kasih sayang kepada cucunya untuk tidak memakan satu biji kurma yang bukan miliknya. Rasulullah SAW mengajarkan untuk sangat berhati-hati atas perkara yang syubhat”. Jelas Habib Umar bin Hafidz.
Dalam hal ini patut digarisbawahi bahwa walaupun yang melakukan masih anak kecil, namun sepatutnya sebagai orang tua untuk melarang dengan kasih sayang dan ketegasan.
Habib Umar bin Hafidz juga menambahkan bahwa Rasulullah SAW juga memberikan teladan dalam mendidik anak sebagaimana kepada cucu-cucu Nabi SAW. Saat cucu Nabi SAW lahir maka dilantunkan azan, kemudian dilakukan aqiqah dan tahnik (melumatkan makanan yang bercampur air liur Nabi SAW kemudian diberikan ke cucu Nabi SAW). Banyak dari penduduk Madinah yang datang kepada Nabi SAW untuk dilakukan tahnik kepada bayi-bayi mereka.
“Anak kecil sebelum usia tamyiz atau setelahnya akan sangat mudah terpengaruh oleh lingkungan setempatnya”. Terang Habib Umar dengan tegas.
Oleh sebab itu, Habib Umar bin Hafidz menjelaskan bahwa Rasulullah SAW mengajarkan untuk memperhatikan lingkungan dan pertemanan anak. Rasulullah SAW sangat menyukai anak kecil bahkan tidak marah ketika cucu-cucu Nabi SAW buang air kecil dan membasahi pakaian Nabi SAW.
Kemudian, metode Rasulullah SAW yang dijelaskan oleh Habib Umar yaitu Rasulullah SAW sering mengajak cucu-cucunya untuk pergi ke masjid. Rasulullah SAW sangat menganjurkan kepada orang tua untuk mengajak anak-anaknya pergi ke tempat turunnya banyak keberkahan dan rahmat. Hal ini sangat berpengaruh untuk anak.
Habib Umar bin Hafidz menekankan kepada para orang tua yang lalai dalam mendidik dan bertanggungjawab atas anak-anaknya, maka lihatlah dan teladanilah bagaimana Rasulullah SAW dalam mendidik keluarganya. Wahai orang tua yang terlalu keras dalam mendidik anak-anaknya maka lihatlah bagaimana Rasulullah SAW mendidik cucu-cucunya dengan penuh kasih sayang dan ketegasan