Habib Jindan pernah memberikan tuntunan yang menarik untuk menyikapi lukisan Nabi yang dimuat dalam majalah Charlie Hebdo. Menurutnya, saat ada yang melukis Nabi Muhammad SAW dengan lukisan yang ‘buruk’ kita jangan hanya sibuk memprotes mereka, tetapi juga kita perlu melihat diri kita.
“Kita harus bereaksi, jangan tinggal diam. Cuma kita bereaksinya, jangan (seperti) kita melihat basahan air di bawah (lalu) kita sibuk mengelap air di bawah ini, matikan dulu kerannya, sumbernya dari mana,” terang Habib Jindan saat mengisi kajian bertajuk Damai Indonesiaku di salah satu televisi swasta nasional.
Yang dimaksud oleh Habib Jindan dengan mematikan dulu sumbernya adalah dengan melihat bahwa mereka melukis nabi dengan sedemikian rupa karena terinspirasi dari siapa. Bagi Habib Jindan, bisa jadi mereka menggambar nabi demikian karena melihat sebagian umat nabi yang “cacat”.
“Ada orang yang membuat lukisan (Nabi Muhammad), dia pasti ada modelnya. Terinspirasi dari model tersebut, dia lukis,” terang pengampu Majelis Al-Fachriyah, Tangerang ini.
Mereka melukis nabi, bagi Habib Jindan, karena tidak melihat langsung Rasul. Mereka hanya melihat sebagian umat nabi yang dianggap buruk. Sehingga mereka melukiskan demikian, sebagaimana pengalaman dan pengamatan mereka.
“Mereka nggak melihat Rasulullah, mereka tidak melihat sahabat Rasulullah, yang mereka dapat lihat adalah umat Rasulullah. Kebetulan mereka dapat model yang ‘cacat’ (akhlaknya), yang ‘eror’, dan itu yang mereka lukiskan,” lanjut Habib Jindan.
Baca juga: Habib Jindan: Orang yang Dibela dengan Mencaci Orang Lain Tak Akan Menemani Kita di Kuburan
Kata ‘cacat’ dan ‘eror’ yang dimaksud Habib Jindan adalah menyelisihi ajaran dan akhlak nabi. Ada kemungkinan mereka melukis nabi demikian karena melihat umat nabi yang suka kekerasan dan gemar mencaci maki.
“Dikiran mereka, oh, ini ada umat Islam, anarkis, keras, doyan caci maki, jangan-jangan nabinya kayak begitu juga. Ada umat islam yang buka aurat, mendzolimi, mengganggu, bejat, perangainya kasar, jangan-jangan nabinya begitu juga, mereka terinspirasi dari siapa?” tutur adik Habib Ahmad ini.
Oleh karena itu, bagi Habib Jindan, seluruh umat Islam harus menyingkirkan perangai yang seperti demikian. Bereaksi menolak kartun nabi, dilakukan dengan menyebarkan akhlak, sifat, dan budi pekerti nabi yang mulia.
Baca juga: Kisah Raja, Kafir dan Tiga Pelukis
“Maka, rubah model yang cacat, singkirkan! Rubah menjadi model yang benar. Kita bereaksi, kita tunjukkan mencerminkan akhlaknya nabi, sifatnya nabi, budi perkertinya Rasulullah SAW. Kalau semua hal ini sudah ditunjukkan, semua akan cinta pada Nabi SAW,” terangnya.