Grand Syekh Al-Azhar, Syekh Ahmed al-Thayyeb menyampaikan bahwa agama, termasuk Islam, bukan sekadar serangkaian aturan ritual atau doktrin keagamaan, tetapi juga sebuah risalah yang menyerukan perdamaian dan cinta, tidak hanya di antara manusia tetapi juga terhadap makhluk lain di alam semesta ini.
Menurutnya, Islam memandang seluruh ciptaan Tuhan dengan penuh kasih sayang dan rasa persaudaraan.
“Agama dan berbagai mazhab, dari yang pertama hingga yang terakhir, mengajarkan kepada kita bukan hanya pentingnya kedamaian di antara umat manusia, tetapi juga kepedulian terhadap lingkungan, hewan, dan tumbuhan,” tegasnya saat memberikan orasi Ilmiah dalam forum Interfaith and Intercivilizational Reception For Sheikh Ahmed El-Tayeb di Hotel Pullman Jakarta (10/07).
Syekh al-Thayyeb juga memaparkan prinsip-prinsip yang mendasari Islam dalam konteks perdamaian global. Dalam penjelasannya, ajaran Islam tidak pernah menggunakan kekerasan atau peperangan, kecuali dalam situasi pembelaan diri atau untuk mempertahankan keutuhan bumi dan negara dari serangan musuh. Lebih jauh lagi, beliau menegaskan bahwa Islam tidak pernah mengajarkan atau mendorong peperangan untuk memaksa orang lain memeluk agama Islam, karena Islam menghormati kebebasan beragama setiap individu.
“Islam, agama yang saya pegang teguh dan saya anut, memberikan petunjuk yang jelas menuju kebenaran dan jalan yang lurus,” tambahnya.
Tokoh otoritatif dalam dunia keagamaan Islam ini hendak menguatkan kembali pesan universal agama sebagai landasan perdamaian dan kasih sayang. Karena, menurutnya, perbedaan adalah sebuah keniscayaan. Allah SWT sebenarnya bisa saja menciptakan semua orang memeluk satu agama, namun Allah tidak berkehendak demikian. Oleh karena itu, sebagai seorang muslim, menerima perbedaan adalah sebuah pelajaran yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dan disebutkan langsung dalam Al-Quran.
(AN)