Di dalam tahiyyat atau tasyahhud yang biasa kita baca, terdapat sebuah doa keselamatan untuk diri kita dan orang-orang shaleh, sebetulnya siapa sih orang shaleh itu? Dan apa kategorinya?
Imam as-Suyuti dalam Hasyiyah Sunan Nasa’I mengutip pendapat Imam An-Nawawi yang mengutip Az-Zajjaj yang menjelaskan bahwa orang shaleh, yaitu orang yang menjalankan hak-hak Allah dan hak hamba-Nya.
Dalam Risalah al-Qusyairiyyah, Imam Qusyairi mengutip kisah Ibrahim bin Adham yang menasehati seseorang yang sedang melakukan tawaf.
“Kamu tak akan mencapai derajat orang-orang shaleh sebelum kamu merubah enam hal ini” Tuturnya. Kemudian dia menjelaskan hal itu dengan jelas.
Pertama, hendaknya kamu menghindari berlebihan dalam menikmati kenikmatan dunia, serta mempersiapkan diri dalam menghadapi segala kesusahan hidup, baik dalam ibadah maupun dikala menimpa ujian.
Kedua, hendaknya dirimu waspada dari kedudukan, jabatan yang mulia, serta membuka diri dengan kerendahan hati.
Ketiga, hendaknya menggunakan waktu senggang, serta membuka pintu kesungguhan demi mencapai tujuan.
Keempat, hendaknya kamu mengurangi nikmatnya tidur, serta membuka pintu agar selalu terjaga, karena orang yang kebanyakan tidur, segala urusannya menjadi diundur-undur.
Kelima, hendaknya menggunakan kekayaan sebaik-baiknya bukan untuk berfoya-foya, serta mencoba merasakan nasib orang yang merasakan kekurangan. Hal ini bertujuan agar kita mampu merasakan seperti yang mereka rasakan, sehingga timbul kesadaran akan kepedulian terhadap mereka dengan membantu bantuan yang mereka miliki.
Keenam, hendaknya membatasi dan menutup pintu yang selalu ingin berangan-angan, dengan membuka pintu persiapan kematian yang akan dihadapi.
Keenam hal itu bila dipraktekkan dalam kehidupan ini, manusia akan menjadi makhluk yang mulia, terutama mempunyai kepekaan sosial yang tinggi, serta selalu menjaga ruh ajaran agama, agar tercipta manusia yang taat beribadah dan mempunyai akhlak yang sesuai dengan kaidah.