Dalam tubuh manusia berisi beberapa bagian di antaranya jasad dan ruh, juga ada bagian yang paling sensitif yang mampu menggerakkan seluruh anggotanya, yaitu, hati manusia.
Sifat hati selalu berubah-ubah sesuai kondisi yang ia rasakan. Jika manusia mampu mengarahkannya maka ia akan menjadi manusia yang sempurna, berkarakter, berkepribadian baik. Sebaliknya bila hatinya dikalahkan oleh hawa nafsunya maka ia akan menjadi manusia yang berprilaku kurang baik.
Dalam hal ini, Imam Al-Ghazali dalam kitab Kimia as-Sa’adah menjelaskan bahwa hati manusia akan berubah sesuai dengan empat kepribadian yang mempengaruhinya, yaitu:
Pertama, hati manusia akan mengikuti prilakunya setan, terbukti manusia berani berbohong, mencela dan lainnya.
Kedua, hati manusia mengikuti sifat hewan melata, misalnya manusia membutuhkan makan, minum yang berlebihan.
Ketiga, hati manusia mengikuti prilakunya hewan buas seperti suka membunuh, mengancam, dan sebagainya.
Keempat, hati yang mengikuti sifat Malaikat, terutama selalu disesuaikan dengan akal jernihnya, misalnya selalu menganjurkan untuk berbuat kebaikan, menambah ilmu pengetahuan, dan menyayangi sesama manusia.
Keempat kategori diatas sebagai peringatan kepada manusia agar tak terpengaruh dengan keadaan sehingga ia berubah mengikuti prilakunya makhluk yang tak terpuji, yaitu syaitan, dan hewan buas, sehingga hidupnya menjadi selamat, beruntung, tak terkatung-katung, dan tak terkena sakit jantung.