Kehidupan memang ibarat sebuah roda. Adakalanya kita berada di atas, adakalanya berada di bawah. Terkadang kita bahagia, terkadang juga kita berduka. Jika suatu ketika kita berbahagia, maka bersiap-siaplah untuk berduka.
Kita juga harus menyadari bahwa duka, sedih, atau galau bisa datang dari berbagai arah. Bisa dari diri kita sendiri, bisa dengan kehilangan benda yang kita sayangi, bahkan bisa juga kehilangan orang yang kita sayangi, biasa juga karena patah hati atau putus cinta.
Saat kita berduka tersebut, maka jangan larut dalam duka itu, hingga tak bisa tidur. Cobalah berusaha untuk bergerak, dan yang paling penting, jangan lupa berdoa, dengan harapan Allah segera mengganti duka tersebut dengan kebahagiaan.
Abu Dawud at-Thayalisi meriwayatkan sebuah doa yang disebut dua’ul makrub (doa galau) melalui Abu Bakrah yang tersambung hingga Rasulullah Saw. Berikut doanya.
اللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ أَرْجُو فَلاَ تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ وَأَصْلِحْ لِي شَأْنِي كُلَّهُ ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ.
Allahumma Rahmataka arju, fa laa takilni ila nafsi tharfata ainin. Wa ashlih li sa’ni kullahu. Laa ilaaha illa anta.
“Ya Allah, hanya kasih-Mu yang kuharapkan. Maka jangan engkau biarkan aku sendiri (tanpa rahmatmu) walau sekejap mata. Dan perbaikilah keinginanku semuanya. Tidak ada Tuhan selain Engkau.”
Wallahu A’lam.