Quraish Shihab meluncurkan buku terbarunya di sela-sela keriuhan Islamic Book Fair 2022 di JCC, Senayan. Buku yang berjudul Toleransi: Ketuhanan, Kemanusiaan, dan Keberagamaan ini sekaligus dibedah di gerai pameran Majelis Hukama Muslimin Cabang Indonesia, salah satu gerai terbesar di even IBF 2022.
Buku yang terbit awal Agustus 2022 ini menjelaskan bahwa perbedaan dalam hal apa pun adalah rahmat. Karenanya diperlukan toleransi.
Menurut Quraish Shihab, toleransi telah lama dipraktikkan oleh Rasulullah SAW jauh sebelum era globalisasi. Guru Besar Tafsir UIN Jakarta ini mendasarkan pandangannya pada surat al-Hujurat ayat 13. Dalam ayat tersebut dijelaskan keragaman dalam kehidupan, baik dari kesukuan, warna kulit, keyakinan, dan lain-lain. Tak hanya itu, menurutnya, penjelasan Al-Quran tersebut juga diikuti dengan teladan-teladan yang telah dipraktikkan oleh Nabi Muhammad SAW.
“Ini membuktikan bahwa toleransi telah menjadi keniscayaan sejak masa sebelum globalisasi,” terang penulis tafsir al-Mishbah ini.
Quraish mendefinisikan toleransi sebagai pengakuan eksistensi terhadap pihak lain menyangkut diri, keyakinan, dan pandangannya tanpa harus membenarkan. Makna toleransi ini didukung oleh beberapa ulama terkemuka dalam Islam.
Ketika berbicara motivasi menulis buku Toleransi ini, Quraish menyebutkan bahwa ia mengibaratkan kehidupan seperti berada di “desa kecil”, atau menurut istilah nabi sebagai kehidupan dalam sebuah perahu. Menurutnya, semua orang bertanggung jawab agar perahu yang ditumpangi bersama itu tidak tenggelam.
“Salah satu upaya yang terpenting adalah memahami dan menggalakkan toleransi baik antarumat beragama, maupun antara umat seagama bahkan antarsesama umat manusia. Inilah motivasi utama penulis menghidangkan buku ini,” lanjutnya.
Dalam buku Toleransi ini juga ditegaskan bahwa kemanusiaan selalu beriringan dengan keberagamaan. Banyak juga kisah-kisah yang dicuplik dalam buku ini, baik dari Al-Quran tentang teladan dan praktik toleransi, kisah perjalanan dakwah Nabi SAW yang diikuti oleh sahabat, tabiin, dan para ulama.
Buku ini membuktikan bahwa perbedaan tidak menegasikan penghormatan dan penghormatan tidak berarti pembenaran, baik dalam hubungan sesama muslim atau agama lain.
MHM dan Lentera Hati berkolaborasi dalam penerbitan buku Toleransi, sekaligus mempromosikan nilai-nilai kemanusiaan, perdamaian, serta mengkonsolidasikan nilai-nilai dialog dan toleransi, sebagaimana yang menjadi tujuan keterlibatan MHM dalam IBF 2022 kali ini.
Direktur Penerbit Lentera Hati Nasywa Shihab mengemukakan secara khusus alasan terbitnya buku bertema toleransi ini. Menurutnya, Indonesia adalah negara yang sangat beragam, baik agama, suku, ras, budaya, dan lainnya. Keragaman itu bahkan ada di internal masing-masing agama, termasuk Islam. Pada saat yang sama, dunia saat ini sedang dihadapkan pada adanya praktik intoleransi, termasuk yang saat ini dirasakan marak di media sosial. Agama dimainkan untuk isu politik, saling menyalahkan dan memurtadkan, serta dinamika lainnya.
“Buku ini penting untuk hadir ke publik, tidak hanya untuk memahami makna toleransi, tapi juga sejumlah nilai yang diajarkan Al-Quran dan praktik yang diteladankan Nabi Muhammad saw,” tegasnya.
(AN)