Jaringan Gusdurian akan menggelar temu nasional (Tunas) di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya esok hari. Acara yang rencananya akan berlangsung selama tiga hari (14-16 Oktober 2022) ini mengusung tema “Menguatkan Integritas Gerakan, Meneguhkan Spirit Kebangsaan”.
Menurut rilis yang diterima islami.co, Tunas Gusdurian akan dihadiri oleh perwakilan 155 komunitas Gusdurian dari berbagai kota, jejaring lintas iman, masyarakat sipil, tokoh agama, hingga sahabat dan keluarga mendiang Gus Dur.
“Target kami ada 1.500 peserta yang ikut. Sampai hari ini peserta yang sudah konfirmasi hadir sudah mencapai 1.000 lebih,” kata Mukhibullah, ketua panita Tunas Gusdurian 2022 dalam konferensi pers yang berlangsung di bilangan Darmo, Surabaya, (12/10).
Selama tiga hari penyelenggaraannya, Tunas Gusdurian 2022 memiliki beberapa sesi kegiatan. Di antaranya adalah ziarah ke makam almarhum Gus Dur di Tebuireng, Jombang, pada Jumat pagi.
“Setelah dari makam Gus Dur di Jombang, rombongan peziarah akan kembali lagi ke Surabaya untuk mengikuti acara pembukaan Tunas Gusdurian pada sore harinya,” ujar Mukhib.
Menurut rundown acara, pembukaan Tunas Gusdurian akan dihadiri langsung oleh Gubernur Jawa Timur Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa, M.Si.
Khofifah dijadwalkan menyampaikan sambutan pembukaan. “Kemudian penyampaian Orasi Kebangsaan dilakukan oleh Alissa Wahid,” terang Mukhib lebih lanjut.
Tunas Gusdurian 2022 juga dihadiri oleh berbagai parkar dan tokoh nasional, seperti Lukman Hakim Saifuddin, Asfinawati, KH. Husein Muhammad, Lies Marcos, hingga Franz Magnis-Suseno. Mereka akan terlibat dalam sejumlah forum seperti forum isu prioritas, forum tata kelola jaringan, serta forum rekomendasi dan resolusi jaringan.
“Untuk forum-forum ini kami fokus pada beberapa pembahasan seperti isu keadilan & HAM, demokrasi, lingkungan, pendidikan, dan lain-lain. Sedangkan Sabtu malamnya akan ada panggung budaya. Nanti Ibu Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid akan membaca puisi,” ungkap Mukhibullah.
Mukhib berharap kegiatan ini bisa benar-benar menjadi ruang pertemuan para penggerak Gusdurian dan menjadi ruang konsolidasi agenda-agenda prioritas selanjutnya.
Untuk diketahui, Jaringan Gusdurian adalah tempat berjejaring yang bersifat kultural, terbuka, dan non-politik praktis. Jaringan Gusdurian terdiri dari para individu dan atau komunitas yang mendukung pemikiran, meneladani karakter, nilai, dan prinsip, serta berupaya untuk meneruskan perjuangan Gus Dur atau K.H Abdurrahman Wahid.