Seperti biasa, Raja Harun Ar-Rasyid selalu kalah bila adu kecerdasan dan kecerdikan melawan Abu Nawas. Ia punya ide brilian untuk membuat Abu Nawas tidak bisa berkutik. Setiap kali tugas diberikan, Abu Nawas selalu berhasil dengan kecerdikannya. Namun kali ini baginda raja yakin akan berhasil mengalahkan kecerdikan dan kejeniusannya.
“Beritahu Abu Nawas, dia aku beri waktu satu bulan untuk memindahkan istana ini ke puncak gunung, jika tidak berhasil, maka akan aku hukum!” ucap Baginda Raja.
Prajurit istana yang diutus langsung menuju rumah Abu Nawas. Ia membeberkan tugas dari Baginda Raja dengan lugas dan jelas.
“Tidak perlu menunggu satu bulan, hari ini juga istana Baginda Raja akan aku pindahkan” jawab Abu Nawas dengan enteng.
Mendengar jawaban Abu Nawas, prajurit istana kelihatan bingung. Namun tidak menanyakan bagaimana caranya memindahkan istana dengan waktu yang tak masuk akal itu.
Abu Nawas berjalan beriringan dengan prajurit menuju istana Baginda Raja. Sesampainya di tengah mengumpulnya para pembesar istana Abu Nawas bertanya: “Apakah semua penghuni sudah siap untuk pemindahan ini Baginda?”.
“Kalau bisa dimulai sekarang, kenapa harus menunggu satu bulan lagi?” jawab Baginda Raja.
Abu Nawas kemudian duduk dengan posisi seperti atlet pelari sambil berkata keras: “Ayo, siapa yang kuat mengangkat istana ini ke pundakku, maka akan aku pindahkan ke puncak gunung sekarang juga!”.
Baginda Raja bersama seluruh pembesar istana hanya melongo dan saling pandang melihat tingkah Abu Nawas.
Raja Harun Ar-Rasyid berkata dalam hati: “Ternyata kali ini kau tetap bisa lolos dari lubang jarum wahai Abu Nawas!”
Kisah ini terdapat dalam buku “Kisah 1001 Malam Abu Nawas Sang Penggeli Hati” karangan MB Rahimsyah terbitan Lintas Media Jombang Jawa timur.