“Apa yang kita tanam di dunia, akan kita panen di akhirat,” begitu kira-kira ilustrasi sederhana untuk menggambarkan kondisi manusia di dunia dan di akhirat kelak. Dan tidak ada amal manusia yang dikerjakan di dunia kecuali akan dicatat oleh dua malaikat. Allah berfirman:
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ ۖ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ ﴿١٦﴾ إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ ﴿١٧﴾ مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَي ْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ ﴿١8﴾
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang telah dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya.Yaitu ketika kedua malaikat mencatat amal perbuatannya, satu duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri.Tiada satu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. [QS. Qaf:16-18]
Abdurrahman al-Sa’di dalam tafsirnya Taisir al-Karim al-Rahman fi Tafsir Kalam al-Manan menjelaskan bahwa malaikat yang berada di sebelah kanan adalah malaikat pencatat perkataan dan perbuatan baik, sedangkan yang di sebelah kiri adalah malaikat pencatat perkataan dan perbuatan buruk.
Perbuatan baik akan dipahala 10 sampai 700 kebaikan, sedangkan perbuatan jelek akan dipending selama 6/7 jam, sampai seseorang benar-benar melakukannya. Dan jika benar-benar dilakukan, maka hanya akan dicatat satu keburukan. Berikut penjelasan hadisnya:
إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ ، ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً ، فَإِنْ هُوَ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ عِنْدَهُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ إِلَى أَضْعَافٍ كَثِيرَةٍ. رواه البخاري
“Sesungguhnya Allah mencatat berbagai kejelekan dan kebaikan lalu Dia menjelaskannya. Barangsiapa yang bertekad untuk melakukan kebaikan lantas tidak bisa terlaksana, maka Allah catat baginya satu kebaikan yang sempurna. Jika ia bertekad, kemudian ia penuhi dengan melakukannya, maka Allah mencatat baginya 10 kebaikan hingga 700 kali lipatnya sampai lipatan yang banyak.” (HR. Bukhari)
Ibnu Rajab dalam Jami’ al-Ulum wa al-Hikam mengatakan bahwa yang dimaksud dengan hamm adalah tekad yang kuat dan semangat tinggi untuk melakukan amalan tersebut. Artinya, bukan hanya sekedar angan-angan yang akan mudah hilang tanpa ada tekad dan semangat.
Dalam hadis lain disebutkan begini:
عَنْ أَبِي أُمَامَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: صَاحِبُ الْيَمِينِ أَمِينٌ عَلَى صَاحِبِ الشِّمَالِ، فَإِذَا عَمِلَ الْعَبْدُ بِحَسَنَةٍ كُتِبَتْ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا، وَإِذَا عَمِلَ سَيِّئَةً فَأَرَادَ صَاحِبُ الشِّمَالِ أَنْ يَكْتُبَهَا قَالَ صَاحِبُ الْيَمِينِ: أَمْسِكْ، فَيُمْسِكُ سِتَّ سَاعَاتٍ أَوْ سَبْعَ سَاعَاتٍ، فَإِنِ اسْتَغْفَرَ اللهَ مِنْهَا لَمْ يَكْتُبْ عَلَيْهِ شَيْئًا، وَإِنْ لَمْ يَسْتَغْفِرِ اللهَ كُتِبَتْ عَلَيْهِ سَيِّئَةً وَاحِدَةً. رواه الطبراني
“Dari Abi Umamah al-Bahili, ia berkata bahwasanya Rasulullah SAW. bersabda, “Malaikat pencatat amal kebaikan bersikap amanah kepada malaikat pencatat dosa. Jika seorang hamba melakukan amal kebaikan, maka ditulis dengan sepuluh bandingannya, dan jika ia mengerjakan dosa, maka ketika malaikat pencatat dosa akan menulisnya, pencatat amal kebaikan berkata, “Tahan dulu!. Maka pencatat dosa menahan untuk tidak menulisnya. Apabila hamba itu meminta ampun kepada Allah, maka dosanya tidak ditulis. Apabila diam saja, maka dosanya ditulis satu.” (HR. al-Thabarani)
Sebenarnya, anjuran untuk beramal baik tidak dibatasi pada hari, bulan atau tahun tertentu yang dianggap istimewa. Di semua waktu, kita selalu dianjurkan untuk terus beramal baik, tanpa harus mengkalkulasi besarnya pahala dari setiap amal yang kita lakukan. Hanya saja, ada hari, bulan atau tahun tertentu, pahala amalan shalih kita, secara kuantitas akan dilipatgandakan. Semisal hari Senin dan Kamis. Di dua hari ini, kita dianjurkan memperbanyak amal baik, karena setiap hari Senin dan Kamis pintu-pintu surga akan dibuka dan dosa-dosa orang mukmin akan diampuni kecuali dua orang Mukmin yang sedang bermusuhan.
Rasulullah SAW. bersabda:
“تُفْتَحُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يَوْمَ الاثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيسِ فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ لاَ يُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئًا إِلاَّ رَجُلاً كَانَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ، فَيُقَالُ: أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا، أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا، أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا. رواه مسلم
“Pintu-pintu surga dibuka setiap hari Senin dan Kamis. Maka semua hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu akan diampuni dosa-dosanya, kecuali orang yang antara dia dan saudaranya sedang bermusuhan. Lalu dikatakan, ‘Tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai, tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai, tundalah pengam-punan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai.” (HR. Muslim)
Selain akan diampuni dosa-dosa, setiap hari Senin dan Kamis, seluruh amal (perbuatan) manusia selama satu pekan akan disetor dan dilaporkan ke hadapan Allah. Maka pada saat amal itu dilaporkan, sebaiknya kita perbanyak amal baik, sebagaimana sabda Rasulullah SAW.
تُعْرَضُ أَعْمَالُ النَّاسِ فِي كُلِّ جُمُعَةٍ مَرَّتَيْنِ يَوْمَ اْلاثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيسِ فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ مُؤْمِنٍ إِلاَّ عَبْدًا بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاء. رواه مسلم
“Seluruh amal manusia dilaoprkan ke hadapan Allah dalam setiap pekan (Jumu’ah) dua kali, yaitu pada hari Senin dan hari Kamis. Maka semua hamba yang beriman terampuni dosanya, kecuali seorang hamba yang antara dia dan saudaranya sedang berrmusuhan.” (HR. Muslim)
Karena itu, Rasululullah SAW. sangat antusias untuk memperbanyak amal kebaikan dengan cara berpuasa pada kedua hari itu. Sebagaimana diceritakan oleh Aisyah ra., sebagai berikut:
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صَوْمَ اْلإِثْنَيْنِ وَالْخَمِيس. رواه الترمذي
“Rasulullah SAW. sangat antusias untuk berpuasa pada hari Senin dan Kamis.” (HR. al-Turmudzi)
Rasulullah SAW. menyampaikan alasan puasanya pada kedua kedua hari tersebut dengan sabdanya:
تُعْرَضُ الأَعْمَالُ يَوْمَ اْلإِثْنَيْنِ وَالْخَمِيْسِ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ. رواه الترمذي
“Amal-amal manusia dilaporkan pada setip hari Senin dan Kamis. Maka aku menyukai amal perbuatanku diperiksa sedangkan aku dalam keadaan berpuasa.” (HR. al-Tirmidzi)
Wallahu a’lam.